JAKARTA – Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS menahan dan menginterogasi lebih dari 30 karyawan TikTok. Puluhan karyawan yang diinterogasi ini bekerja di bidang pembelajaran mesin atau rekayasa data.
Menurut laporan Forbes, dikutip melalui The Verge, mayoritas pekerja yang ditahan oleh CBP merupakan warga negara China yang sedang melakukan perjalanan ke AS. Sepertinya, seluruh karyawan ini ditahan saat sedang diperiksa di bandara.
Selama diinterogasi, para pekerja ditanya mengenai akses mereka ke data pengguna TikTok di AS. Mereka juga ditanya mengenai lokasi pusat data TikTok di AS dan keterlibatan mereka dengan Project Texas yang digerakkan oleh perusahaan tersebut.
Project Texas merupakan program yang TikTok usulkan tahun lalu. Program ini dibuat untuk menunjukkan kepada pemerintah AS bahwa data para pengguna tetap aman dan pemerintah China tidak akan bisa mengakses data pengguna.
Namun, sepertinya program ini tidak mengubah pandangan pemerintah AS karena para pekerja masih ditanya mengenai keterlibatan mereka. Menurut CBP, tindakan ini lumrah untuk ditanyakan karena pendatang memang perlu diperiksa.
BACA JUGA:
"Semua pelancong internasional yang mencoba memasuki Amerika Serikat, termasuk semua warga negara AS, harus menjalani pemeriksaan,” kata Juru Bicara CBP Erin Waters kepada The Verge.
Meski CBP merasa bahwa interogasi ini wajar untuk dilakukan, laporan dari Forbes menunjukkan hal yang sebaliknya. Beberapa pihak CBP mengajukan pertanyaan yang mengarah ke urusan pribadi seperti apakah mereka anggota dari Partai Komunis China.
Para pekerja ini juga dimintai informasi pribadi seperti tempat mereka sempat bersekolah dan hubungan politik di China. CBP bahkan memiliki daftar pertanyaan tercetak khusus yang digunakan untuk menginterogasi para karyawan yang ditahan.