Bagikan:

JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membuat target baru untuk mengurangi emisi karbon. Mereka ingin mencapai nol emisi pada tahun 2050 dengan menggunakan kendaraan pengangkut tanpa emisi.

Melalui situs web resmi Gedung Putih, pemerintah AS mengatakan bahwa sektor transportasi menjadi penyumbang polusi iklim terbesar di AS. Ketika didalami, hampir seperempat emisi yang dihasilkan berasal kendaraan seperti bus dan truk.

Maka dari itu, AS akan mengembangkan strategi pengangkutan tanpa emisi yang mencakup transisi penggunaan truk, kereta api, pesawat, dan kapal tanpa emisi. Pembuatan strategi ini akan melibatkan seluruh pemerintah AS.

"Strategi ini akan memprioritaskan tindakan untuk mengatasi titik panas polusi udara dan mengatasi krisis iklim, memobilisasi berbagai sumber daya pemerintah, dan mencerminkan partisipasi publik dan keterlibatan masyarakat yang berarti," tulis pihak Gedung Putih.

Penggunaan angkutan barang tanpa emisi akan sejalan dengan tujuan Biden, yaitu mencapai bebas polusi karbon di sektor energi pada tahun 2035. Pemimpin negara itu juga menargetkan pencapaian emisi nol bersih di sektor transportasi pada tahun 2050.

Harapannya, truk industri nol emisi akan terjual sebanyak 30 persen di tahun 2030 dan 100 persen di tahun 2040. Target penjualan ini harus masuk ke dalam strategi untuk, "mengidentifikasi jalur dan tindakan penerapan yang memungkinkan (bagi) kendaraan."

Sebagai bagian dari komitmen emisi nol bersih di sektor transportasi, pemerintah meluncurkan beberapa program pendanaan besar, seperti Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) yang mengumumkan peluang pendanaan sebesar 1 miliar dolar AS (Rp16 triliun).

Dana ini bisa digunakan oleh kota, negara bagian, ataupun suku untuk menggantikan kendaraan tugas berat di kelas 6 dan 7, yang mencakup bus sekolah, truk sampah, dan truk pengiriman. Seluruh kendaraan ini harus menjadi kendaraan tanpa emisi.

"Proyek-proyek yang didukung melalui program ini akan mengurangi polusi udara dan suara, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja energi bersih dengan gaji yang baik," jelas pihak Gedung Putih.