JAKARTA - Kantor Kepala Staf Presiden (KSP) mendorong PT Pertamina Gas (Pertagas) untuk mempercepat pengembangan bisnis Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair di Indonesia sebagai sumber energi bersih guna mengurangi emisi karbon. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060.
"Diharapkan PT Pertagas memiliki peta jalan untuk mencapai NZE guna mendukung upaya transisi energi menuju keberlanjutan yang lebih bersih," kata Deputi I Kepala Staf Kepresidenan, Febry Calvin Tetelepta, di gedung Bina Graha Jakarta pada Rabu 14 Juni.
Belajar ke Tokyo
Pernyataan Febry ini merujuk pada hasil kunjungan kerjanya bersama PT Pertagas ke Tokyo Gas, perusahaan gas di Jepang, pada Senin 12 Juni lalu. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat langsung upaya Tokyo Gas dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050.
Febry mengungkapkan bahwa Tokyo Gas telah melakukan tiga hal dalam mencapai NZE. Pertama, dekarbonisasi melalui penggunaan teknologi energi tingkat lanjut, seperti CCUS, e-Metana, dan Hidrogen. Kedua, memastikan ketahanan pasokan energi dengan mendiversifikasi sumber energi, termasuk energi terbarukan. Ketiga, memanfaatkan infrastruktur eksisting secara efektif dengan memperkenalkan teknologi e-Metana, yang dapat mengurangi biaya sosial tambahan.
BACA JUGA:
"Belajar dari ini, kolaborasi antara Tokyo Gas dan PT Pertagas dalam pengembangan teknologi energi bersih dan investasi di sektor gas merupakan kemungkinan yang terbuka," ungkap Febry.
Indonesia sendiri memiliki roadmap untuk mencapai NZE pada tahun 2060. Targetnya adalah mencapai bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.