JAKARTA – Rocket Lab mengerahkan dua satelit ke luar angkasa melalui misi Beginning of The Swarm. Kedua satelit ini diluncurkan ke orbit yang berbeda menggunakan roket Electron pada Rabu, 24 April lalu.
Electron lepas landas dari Kompleks Peluncuran Rocket Lab 1 di Mahia, Selandia Baru pada pukul 10.32 waktu setempat. Dua satelit yang menjadi muatan Electron adalah NEONSAT-1 dan Advanced Composite Solar Sail System (ACS3).
NEONSAT-1 dan ACS3 ditempatkan secara bertahap. Awalnya, Electron akan menempatkan NEONSAT-1 terlebih dahulu. Setelah itu, Electron akan melakukan pembakaran mesin untuk naik dan mendaratkan ACS3 di ketinggian 1.000 kilometer.
NEONSAT-1, yang menjadi muatan utama dalam misi rideshare Electron, dikembangkan oleh Institut Sains dan Teknologi Lanjutan Korea (KAIST). Satelit ini diluncurkan ke Orbit Bumi Menengah (MEO) di ketinggian 520 kilometer.
Selama menjalankan misinya, NEONSAT-1 akan mengobservasi wilayah Semenanjung Korea. Data dari satelit ini akan dipasangkan dengan Artificial Intelligence (AI) sehingga satelit tersebut bisa memantau bencana alam di wilayah yang ditargetkan.
BACA JUGA:
Muatan kedua yang menjadi bagian dari misi Beginning of The Swarm adalah satelit ACS3 buatan NASA. Satelit ini merupakan demonstrasi teknologi terbaru untuk sistem propulsi layar surya. Teknologi ini bisa mendukung misi luar angkasa berbiaya rendah.
Dengan mengandalkan komposit, kombinasi material dengan sifat berbeda, sistem layar surya bisa ditambahkan ke berbagai macam satelit lainnya, seperti satelit pengintai asteroid dan benda kecil di luar angkasa serta satelit pengamat kutub matahari.