JAKARTA - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) global 2024, perusahaan nirlaba Mozilla Foundation mendesak WhatsApp untuk melakukan sejumlah perubahan untuk melawan disinformasi.
“Pemilu bagi sekitar separuh populasi dunia berlangsung pada tahun 2024. Namun integritas pemilu ini terancam, karena WhatsApp tidak melakukan upaya yang cukup untuk mendeteksi dan menghentikan disinformasi dan ujaran kebencian yang berjejaring di platformnya, yang dapat dengan cepat berubah menjadi kekerasan politik,” tulis Mozilla dalam surat terbukanya.
Global campaign to mess with elections worldwide.
Mozilla is calling on Zuckerberg's WhatsApp to do his part to "protect elections" by fighting "election disinformation." https://t.co/SeLfE2L0wN
— J Michael Waller (@JMichaelWaller) April 22, 2024
Setidaknya ada tiga perubahan sederhana yang dituntut Mozilla kepada WhatsApp untuk memperlambat penyebaran disinformasi politik dan konten berbahaya lainnya di platformnya selama masa Pemilu.
Pertama, mereka meminta WhatsApp untuk mengurangi kemudahan penerusan pesan di platform dengan menambahkan satu langkah tambahan yang mendorong pengguna untuk berhenti sejenak dan berpikir sebelum meneruskan konten.
Kedua, WhatsApp diminta untuk menambahkan label peringatan disinformasi ke konten viral secara otomatis seperti “Sangat diteruskan: harap verifikasi” ke pesan viral, selain label “diteruskan berkali-kali” yang saat ini digunakan.
BACA JUGA:
Terakhir, Mozilla juga meminta platform milik Mark Zuckerberg untuk menonaktifkan fitur Komunitas, membatasi ukuran daftar siaran hingga 50 orang, serta membatasi penggunaannya menjadi dua kali sehari.
“Tanpa tindakan tegas dari WhatsApp, serangan disinformasi kemungkinan akan meningkat pada tahun 2024, yang bertujuan memanipulasi dan melemahkan pemilu yang berdampak pada separuh populasi dunia,” tutup perusahaan.