WhatsApp Sukses Kurangi Penyebaran Pesan Hoaks Hingga 70 Persen
Ilustrasi WhatsApp (pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Aplikasi pesan instan WhatsApp kerap kali menjadi medio penyebaran kabar hoaks atau disinformasi. Namun semenjak WhatsApp membatasi jumlah pesan yang dapat diteruskan (Forward message), angka penyebaran hoaks turun drastis.

Melansir Techcrunch, WhatsApp memang telah berupaya mengurangi pesan berantai yang viral di platformnya, sejak dua tahun lalu. Kini pesan yang bisa diteruskan tak lebih dari lima kali.

"Kami baru-baru ini memperkenalkan batas untuk berbagi 'pesan yang sangat diteruskan hanya dengan satu obrolan'. Sejak menerapkan batas baru ini, secara global telah ada pengurangan 70 persen dalam jumlah pesan yang sangat diteruskan yang dikirim di WhatsApp," ungkap juru bicara WhatsApp, Selasa, 28 April.

Upaya WhatsApp dalam mengurangi penyebaran hoaks dan disinformasi patut diacungi jempol. Pasalnya sudah banyak korban, akibat pesan berantai yang viral di WhatsApp. 

Apalagi di masa pandemi COVID-19. Kabar hoaks dan disinformasi terkait virus corona banyak bertebaran di jejaring platformnya. Informasi soal konsumsi cairan disinfektan untuk menangkal COVID-19, sampai isu jaringan 5G yang menjadi dalang penyebaran virus corona kerap disebarluaskan melalui WhatsApp.

"Kami tahu banyak pengguna meneruskan informasi agar bermanfaat, baik itu meme, renungan atau video lucu yang menghibur orang. Namun di antara mereka kerap meneruskan pesan dan informasi yang salah," lanjut WhatsApp dalam keterangannya. 

"Kami percaya dengan membatasi penyebaran pesan-pesan tersebut. WhatsApp akan tetap menjadi tempat percakapan pribadi yang digunakan penggunanya," imbuhnya.

Sebenarnya, pengurangan jumlah pesan yang diteruskan bukan bertujuan buruk dan mengekang kebebasan penggunanya. Namun langkah ini diambil WhatsApp untuk mengurangi pesan viral dari kabar hoaks dan disinformasi yang salah. 

WhatsApp juga bekerja sama dengan sejumlah organisasi dan otoritas lokal di sejumlah negara, untuk menyampaikan informasi yang akurat. Salah satu upayanya dengan membuat layanan Chatbot interaktif yang bisa digunakan pengguna WhatsApp untuk mendapatkan informasi seputar COVID-19 dari organisasi kesehatan dunia WHO atau instansi pemerintah terkait.