Bagikan:

JAKARTA - Bagi Anda yang mencari cincin pintar yang luar biasa tanpa harus menghabiskan banyak uang, ada nama baru yang patut diperhatikan. Cincin pintar Black Shark telah tersedia di pasaran dan menawarkan banyak sensor pelacak kesehatan dengan harga kurang dari  100 dolar AS (Rp1,62 juta).

Masalahnya, cincin itu saat ini hanya tersedia di China. Namun, dengan harga 599 yuan (Rp1,3 juta), cincin ini menawarkan banyak fitur.

Cincin pintar Black Shark menawarkan banyak fitur yang sebanding dengan Samsung Galaxy Ring yang akan datang. Cincin ini mahir dalam pelacakan kesehatan, dengan sensor yang mencakup detak jantung, tingkat oksigen darah, jumlah langkah, dan pelacakan siklus menstruasi, semua dari sebuah cincin elegan yang dipakai di jari.

Cincin ini bahkan dilengkapi dengan gerakan klik yang dapat ditugaskan ke aplikasi atau tindakan tertentu, serta lampu peringatan. Seperti AirPods, cincin ini dilengkapi dengan kotak pengisian daya yang dapat memberikan daya tahan baterai hingga 180 hari tanpa perlu mencolok ke stop kontak. Namun, tanpa kotak pengisian, baterai internalnya sebenarnya lebih kecil dari beberapa pesaing.

Meskipun demikian, dengan ketebalan hanya 2,2mm dan rating tahan air 5ATM, cincin ini dapat dengan mudah diselipkan ke dalam kehidupan sehari-hari jika nantinya tersedia di negara lain dengan harga yang serupa.

Mengisi daya secara teratur menggunakan kotak pengisian seperti earbuds merupakan pilihan yang tidak lazim untuk cincin pintar, dan belum pernah kita lihat sebelumnya. Cincin pintar biasanya dirancang untuk dipakai terus-menerus, jadi sangat penasaran seberapa lama cincin ini dapat bertahan. Sehari? Dua hari?

Black Shark mungkin bukan merek yang sering Anda dengar, tetapi perusahaan induknya, Xiaomi, sudah cukup terkenal. Meskipun demikian, kehadiran Xiaomi di luar China belum sebesar di dalam negeri, dan hal ini dapat menjadi kendala bagi penerimaan luas cincin pintar ini di negara lain.

Namun, Xiaomi telah membuat beberapa ponsel terbaik dan lebih populer di Inggris dan Australia, jadi kemungkinan peluncuran bertahap di wilayah lain bisa saja terjadi.