JAKARTA - Melalui Kementerian Komunikasi, Inovasi, dan Ekonomi Digital, pemerintah Nigeria telah meluncurkan model bahasa besar multibahasa (LLM) pertama negara tersebut. Ini dilakukan saat negara itu ingin mengambil posisi kepemimpinan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Afrika.
Menteri Komunikasi Nigeria, Dr. Bosun Tijani, mengumumkan pada Jumat, 19 April, bahwa peluncuran alat AI tersebut berasal dari sebuah lokakarya AI selama empat hari yang diadakan di ibu kota negara, Abuja.
Menurut Tijani, peluncuran alat AI tersebut difasilitasi oleh kolaborasi yang melibatkan perusahaan AI Nigeria, Awarritech, perusahaan teknologi global DataDotOrg, Badan Pengembangan Teknologi Informasi Nasional (NITDA), dan Pusat Nasional untuk AI dan Robotika (NCAIR).
"LLM akan dilatih dalam lima bahasa sumber daya rendah dan bahasa Inggris beraksen untuk memastikan representasi bahasa yang lebih kuat dalam kumpulan data yang ada untuk pengembangan solusi kecerdasan buatan. Proyek ini juga akan didukung oleh lebih dari 7.000 anggota dari program 3MTT Nigeria," kaya Tijani .
Ia menambahkan bahwa setelah empat hari kerja kolaboratif melibatkan lebih dari 120 ahli kecerdasan buatan, Nigeria menghasilkan draft awal dari Strategi AI Nasionalnya dan mengungkapkan kemajuan dan kolaborasi yang signifikan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan AI negara tersebut.
Selama lokakarya, Tijani mengumumkan kembali peluncuran NCAIR, sebuah entitas yang didedikasikan untuk mempromosikan penelitian dan pengembangan dalam AI, robotika, UAV, dan Internet of Things (IoT) dan aplikasi praktis mereka dalam sektor kunci Nigeria.
BACA JUGA:
Dia menyatakan bahwa kapasitas yang ditingkatkan di NCAIR akan memungkinkannya untuk lebih efektif melaksanakan peran sebagai pusat inovasi digital dan penelitian.
Tijani mengungkapkan bahwa Strategi AI Nasional telah menerima pendanaan awal sebesar 3,5 juta dolar AS (Rp56,7 miliar) dari mitra yang berminat. Mitra asing dan lokal mendukung pendanaan tersebut, termasuk UNDP, UNESCO, Meta, Google, Microsoft, Luminate, Lagos Business School, Data Science Nigeria, NITDA, dan lembaga lain di bawah Kementerian Federal Komunikasi, Inovasi, dan Ekonomi Digital.
Ini termasuk 1,5 juta dolar AS (Rp24,3 miliar) pendanaan langsung dan tambahan 2 juta dolar AS (Rp32,4 miliar) yang diinvestasikan oleh 21st Century Technologies ke dalam program uji coba.