Disney+ Ganti Logo Setelah Diintegrasikan dengan Layanan Hulu
Disney+ (Foto: Walt Disney Company)

Bagikan:

JAKARTA – Walt Disney Company meluncurkan layanan streaming Hulu di Disney+ pada Rabu, 27 Maret lalu. Selain menyatukan perpustakaan dari dua platform, Disney juga mengubah warna logo mereka.

Perubahan ini menunjukkan bahwa Disney telah bersatu dengan Hulu untuk menghadirkan konten yang eksklusif melalui bundle khusus. Ini juga menandakan bahwa Disney telah mengakuisisi platform yang menayangkan webisode dan acara televisi itu.

Sejak hari peluncuran, pengguna Disney+ di AS bisa mengakses Hulu jika mereka mau membayar paket bundle seharga 9,99 dolar AS (Rp158 ribu). Namun, masyarakat tetap memiliki opsi untuk berlangganan di salah satu platform dengan paket penawaran mandiri.

Joe Earley, President Direct-to-Consumer Disney Entertainment, mengatakan bahwa penggabungan ini merupakan langkah yang luar biasa karena kedua platform sama-sama memiliki karya original. Dengan begitu, pengguna bisa mengakses lebih banyak tayangan.

"Peluncuran resmi Hulu di Disney+ hari ini memberi pemirsa lebih banyak peluang untuk menemukan dan menikmati ribuan judul dengan mudah, semuanya di satu tempat, yang menegaskan nilai luar biasa dari Disney Bundle," kata Earley, dikutip dari blog perusahaan.

Selain mengintegrasikan Hulu ke Disney+, platform streaming buatan Disney Walt ini juga melakukan re-branding pada logo mereka. Perubahan logo ini memperlihatkan logo yang disempurnakan, warna palet yang berubah, dan mnemonik yang diperbarui.

Sebelumnya, warna palet dari Disney+ adalah biru, tetapi kini berubah menjadi hijau. Menurut Earley, warna ini terinspirasi dari warna hijau khas Hulu dan warna biru yang sempat digunakan Disney+ selama bertahun-tahun. Perubahan logo ini belum terlihat di negara lain.

"Warna tersebut diberi nama Aurora, baik untuk aurora borealis, tapi juga sebagai penghormatan kepada Putri Aurora,” kata Earley. “Itu indah, sedikit lebih dewasa, dan menandakan perubahan.”

Disney mengakuisisi saham Hulu yang dimiliki Comcast pada Desember tahun lalu. Akuisisi ini bernilai 8,61 miliar dolar AS (Rp136 triliun) atas 33 persen saham Hulu. Angka ini telah melebihi nilai pasar yang disepakati oleh kedua perusahaan pada tahun 2019.

Versi aplikasi yang terintegrasi ini sebenarnya sudah diluncurkan dalam versi beta sejak November tahun lalu, tepatnya saat Disney sedang menyelesaikan proses akuisisi. Sejak dirilis dalam versi pengujian, Disney sudah menyatakan bahwa integrasi ini hanya terjadi di AS.