Bagikan:

JAKARTA - Penambang Bitcoin yang berbasis di Texas, Giga Energy, telah memperluas operasinya ke Argentina sebagai bagian dari upaya untuk memanfaatkan energi terbuang dari "pembakaran gas alam" di ladang minyak negara Amerika Selatan tersebut.

Brent Whitehead, salah satu pendiri Giga, menggambarkan ekspansi ini sebagai "tonggak penting" bagi perusahaannya dalam sebuah posting pada 26 Maret di LinkedIn.

"Pemindahan ini tidak hanya memperluas lanskap operasional kami tetapi juga sejalan dengan visi kami untuk mengurangi pembakaran gas alam secara global," kata Whitehead.

Pembakaran gas adalah pembakaran gas alam yang terkait dengan ekstraksi minyak. Metana dilepaskan sebagai bagian dari proses tersebut, yang kemudian diubah oleh Giga menjadi listrik untuk menggerakkan rig penambangan Bitcoin.

Ekspansi ini akan membuat Giga menempatkan sebuah kontainer pengiriman besar dengan ribuan penambang Bitcoin di atas sumur minyak, mengalihkan gas berlebih ke dalam generator, dan kemudian memanfaatkan energi itu untuk menggerakkan rig penambangan Bitcoin.

Situs penambangan Bitcoin Giga di Argentina — berbasis di provinsi Mendoza — telah berada dalam fase uji coba sejak Desember. “Kami telah menambang Bitcoin senilai antara 200.000 dan 250.000 dolar AS,” kata Matt Lohstroh, salah satu pendiri perusahaan, dikutip VOI dari CNBC.

Namun, perusahaan masih menunggu impor semua peralatan yang diperlukan sebelum dapat sepenuhnya meningkatkan operasinya. Sampai saat itu, perusahaan tidak berharap untuk mendapatkan keuntungan.

Argentina memiliki cadangan gas shale terbesar kedua di dunia, menurut sebuah makalah akademis yang baru diterbitkan dari University of Michigan.

“Operasi penambangan Bitcoin perusahaan ini juga akan mengurangi emisi metana,” kata Whitehead. "Dengan menangkap gas alam terdampar untuk menggerakkan pusat data modular untuk komputasi berintensitas energi, Giga secara aktif berkontribusi pada pengurangan emisi metana global."

Perusahaan layanan TI Exa Tech akan membantu Giga menangani operasi di lokasi, sementara perusahaan minyak dan gas Phoenix Global Resources akan menyediakan gas yang diperlukan untuk menggerakkan penambang Bitcoin.

Giga pertama kali meluncurkan operasi penambangan Bitcoin-nya pada tahun 2019 dan memiliki kontainer senilai 150 megawatt terpasang di fasilitasnya di Texas dan Shanghai.

Langkah ini muncul ketika perusahaan penambangan Bitcoin bersiap untuk acara pengurangan setengah Bitcoin yang akan datang yang saat ini dijadwalkan akan terjadi sekitar 20 April.

Acara pengurangan setengah akan membuat imbalan Bitcoin yang dibayarkan kepada penambang dipotong dari 6,25 BTC (439.000 dolar AS) menjadi 3,125 BTC (219.500 dolar AS).

Perlu dicatat, acara tersebut bisa menyebabkan hashrate global beralih dari Amerika Serikat ke negara-negara dengan tarif listrik lebih murah, menurut pendiri dan strategis penambangan utama Hashlabs Mining, Jaran Mellerud.

Mellerud mengatakan bahwa Argentina dan Paraguay adalah negara-negara yang paling menjanjikan untuk penambangan Bitcoin di Amerika Selatan.