JAKARTA - Phishing merupakan jenis kejahatan siber yang paling banyak ditemukan. Pada tahun 2023, teknologi anti-phishing Kaspersky berhasil mendeteksi hampir 500.000 upaya phishing pada perangkat bisnis di Asia Tenggara (SEA).
Skema rekayasa sosial ini biasanya akan menawarkan kepercayaan kepada korban untuk bisa mendapatkan informasi berharga, seperti login media sosial, hingga seluruh identitas Anda melalui nomor jaminan sosial Anda.
“Phishing adalah teknik tepercaya bagi penjahat dunia maya dalam menyusup ke jaringan bisnis karena tingkat keberhasilannya,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky.
Perusahaan keamanan siber global Kaspersky mengatakan bahwa skema ini mungkin akan mendesak pengguna untuk membuka lampiran, mengikuti tautan, mengisi formulir, atau membalas dengan informasi pribadi.
Ada banyak jenis phishing, salah satunya adalah phishing finansial, yang mengacu pada sumber daya palsu yang terkait dengan perbankan, sistem pembayaran, dan toko digital. Phishing sistem pembayaran ini mencakup halaman yang meniru merek pembayaran terkenal.
Dari bulan Januari hingga Desember tahun lalu, solusi Kaspersky telah mendeteksi dan memblokir total 455.708 upaya phishing keuangan yang menargetkan perusahaan-perusahaan dari berbagai ukuran di wilayah tersebut.
Apalagi, Yeo menambahkan, munculnya AI generatif dapat membantu penjahat dunia maya membuat pesan phishing atau sumber daya penipuan menjadi lebih meyakinkan. Akibatnya, menjadi sulit bagi orang untuk membedakan antara penipuan dan komunikasi yang sah.
BACA JUGA:
Filipina mencatat jumlah phishing finansial tertinggi dengan 163.279 upaya pada tahun 2023, diikuti oleh Malaysia dengan 124.105 upaya.
Kemudian di posisi ketiga ada Indonesia yang mencatat 97.465 insiden, sementara Vietnam berada satu peringkat di bawahnya dengan 36.130 serangan phishing terkait finansial.
Tidak lupa, Thailand dan Singapura juga mencatat jumlah ancaman paling sedikit yaitu masing-masing 25.227 dan 9.502 serangan phishing finansial.