JAKARTA - Laporan tahunan Kaspersky yang berjudul State of Stalkerware mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 terdapat 31.031 individu di seluruh dunia yang terdampak stalkerware atau penguntitan.
Sebagai informasi, stalkerware biasanya akan menyamar sebagai aplikasi sah yang kemudian dipasang di perangkat korban secara diam-diam, dan akhirnya mengambil alih perangkat tersebut.
Dari total jumlah korban stalkerware tersebut, Kaspersky melihat adanya peningkatan hampir enam persen tahun-ke-tahun (5,8 persen) dari 29.312 pengguna yang terkena dampak pada tahun 2022.
Menurut Kaspersky Security Network, pada tahun 2023, pengguna di Rusia (9.890), Brasil (4.186), dan India (2.492) adalah tiga negara yang paling banyak terkena dampak stalkerware.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, kita menempati posisi ke-6 dengan jumlah stalkerware terbanyak di dunia dengan total 871 korban.
Selain itu, Kaspersky juga menemukan 23 persen responden di seluruh dunia yang ditanyai untuk laporan ini mengaku pernah mengalami semacam penguntitan online dari seseorang yang baru saja mereka kencani. Selain itu, secara keseluruhan 40 persen melaporkan pernah atau diduga mengalami penguntitan.
BACA JUGA:
Di sisi lain, 12 persen mengaku sudah memasang atau mengatur parameter pada ponsel pasangannya, sementara sembilan persen mengakui menekan pasangannya untuk memasang aplikasi pemantauan tersebut.
Mengenai sikap terhadap pemantauan aktivitas online pasangannya secara konsensual, 45 persen responden menyatakan ketidaksetujuannya, dan menyoroti pentingnya hak privasi.
Sebaliknya, 27 persen mendukung transparansi penuh dalam hubungan, memandang pemantauan berdasarkan konsensus adalah hal yang tepat, sementara 12 persen menganggap pemantauan hanya dapat diterima jika kesepakatan bersama tercapai.