JAKARTA - MetaMask, dompet kripto populer yang mendukung berbagai blockchain, bekerja sama dengan penyedia solusi keamanan Web3, Blockaid. Kolaborasi ini ditujukan untuk meluncurkan fitur peringatan keamanan yang menjaga privasi pengguna. Fitur ini dirancang untuk melindungi pengguna dari transaksi berisiko dan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang berbahaya.
MetaMask adalah dompet kripto yang dapat dikelola sendiri, yang berarti pengguna memiliki kendali penuh atas aset mereka. MetaMask berbasis Ethereum, tetapi juga mendukung rantai blok lainnya, seperti Binance Smart Chain, Polygon, Arbitrum, Optimism, dan Avalanche. MetaMask memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai dApps, seperti pasar NFT, platform DeFi, dan game kripto.
Namun, dengan semakin banyaknya dApps yang bermunculan, juga meningkatkan potensi ancaman keamanan bagi pengguna MetaMask. Beberapa dApps mungkin tidak aman, tidak jujur, atau bahkan berbahaya. Oleh karena itu, MetaMask dan Blockaid mengembangkan fitur peringatan keamanan yang dapat mendeteksi dan mencegah transaksi yang dapat menyebabkan kerugian bagi pengguna.
Fitur peringatan keamanan ini disebut Privacy Preserving Offline Module (PPOM). Fitur ini adalah mesin keamanan offline yang dapat mensimulasikan dan memvalidasi transaksi sebelum ditandatangani oleh pengguna. Fitur ini tidak mengirimkan data pengguna ke pihak ketiga, melainkan hanya menggunakan permintaan komunikasi node RPC ke penyedia node yang dikonfigurasi oleh pengguna.
BACA JUGA:
Dengan fitur ini, pengguna MetaMask akan mendapatkan peringatan jika transaksi yang diminta tampak mencurigakan atau berpotensi merugikan. Misalnya, jika transaksi akan mengirim semua aset pengguna ke alamat yang tidak dikenal, atau jika dApps yang diakses memiliki reputasi buruk atau riwayat pelanggaran keamanan.
Fitur ini telah terbukti efektif dalam melindungi pengguna MetaMask dari beberapa insiden keamanan besar yang terjadi di dunia kripto. Misalnya, pada September 2023, ketika akun Twitter Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, diretas dan digunakan untuk menipu pengguna MetaMask. Pengguna yang telah mengaktifkan fitur peringatan keamanan dapat menghindari penipuan tersebut dan menyelamatkan aset senilai 100.000 dolar AS (Rp1,56 miliar).
Fitur ini juga berhasil mencegah serangan phishing yang menargetkan pengguna MetaMask yang menggunakan Ledger, sebuah perangkat keras dompet kripto, pada Desember 2023. Serangan ini mengakibatkan kerugian sekitar 1,15 juta dolar AS (Rp 17,97 miliar) bagi pengguna yang tidak terlindungi. Namun, pengguna yang menggunakan fitur peringatan keamanan dapat mengenali dan menghindari serangan tersebut.
Fitur peringatan keamanan ini mulai tersedia untuk pengguna desktop MetaMask sejak 2 November 2023. Pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan fitur ini melalui pengaturan eksperimental MetaMask. Fitur ini diharapkan akan tersedia di aplikasi seluler MetaMask pada akhir November 2023. Pada kuartal pertama 2024, fitur ini akan menjadi fitur default di dompet MetaMask, sehingga dapat diakses oleh semua pengguna MetaMask.
MetaMask adalah salah satu dompet kripto terpopuler di dunia, dengan lebih dari 30 juta pengguna aktif bulanan. MetaMask terus berinovasi untuk meningkatkan layanan dan keamanan bagi penggunanya. Baru-baru ini, MetaMask juga mengumumkan kemitraan dengan Robinhood, platform perdagangan saham dan kripto, yang memungkinkan pengguna MetaMask untuk membeli dan menjual aset digital dengan mudah dan cepat.