Bagikan:

JAKARTA - Seni digital berbasis blockchain kembali mencetak rekor baru dengan penjualan 10 Autoglyphs, koleksi NFT seni generatif pertama yang dibuat sepenuhnya di dalam blockchain Ethereum. Kolektor anonim membayar 5.000 ETH, setara dengan sekitar Rp78,4 miliar, untuk mendapatkan set lengkap karya-karya langka tersebut.

Autoglyphs adalah proyek seni generatif yang diluncurkan pada tahun 2019 oleh Larva Labs, perusahaan yang juga menciptakan CryptoPunks, salah satu koleksi NFT paling populer dan mahal di dunia. Autoglyphs terdiri dari 512 karya seni unik yang dihasilkan oleh algoritma yang berjalan di blockchain Ethereum.

Setiap Autoglyph adalah sebuah NFT yang berisi data asli dari karya seni tersebut, yang tidak dapat diubah atau dihapus. Autoglyphs juga tidak bergantung pada penyimpanan eksternal atau server, yang berarti mereka benar-benar on-chain dan tidak rentan terhadap hilang atau rusak.

Penjualan 10 Autoglyphs ini difasilitasi oleh Fountain.xyz, sebuah platform yang menghubungkan kolektor seni digital dengan penjual. Pembeli adalah seorang kolektor yang ingin tetap anonim, namun diketahui memiliki latar belakang di dunia seni tradisional.

Menurut Amanda Schmitt, penasihat seni yang mewakili kolektor tersebut, Autoglyphs dianggap sebagai karya seni yang berharga dan bersejarah, yang setara dengan akuisisi seni konvensional. Kolektor tersebut juga berencana untuk memamerkan Autoglyphs di museum dan institusi seni di masa depan.

Set yang dibeli oleh kolektor tersebut adalah salah satu dari tujuh set lengkap yang ada di pasar, dan salah satu dari tiga set yang dikurasi dan diproduksi langsung oleh Larva Labs. Set tersebut sebelumnya dimiliki oleh "Old School Collection", sebuah koleksi NFT terkenal yang juga memiliki beberapa CryptoPunks.

Autoglyphs telah mendapatkan pengakuan dan pujian dari dunia seni digital, dan dipamerkan di beberapa tempat bergengsi seperti Centre Pompidou di Paris dan Sotheby's di New York. Bahkan, dua Autoglyphs, yaitu nomor 110 dan 25, telah didonasikan ke Centre Pompidou sebagai bagian dari koleksi seni digital mereka.

Dengan penjualan 10 Autoglyphs ini, total volume penjualan sekunder Autoglyphs mencapai lebih dari  50 juta dolar AS (sekitar Rp 782 miliar), menjadikannya salah satu koleksi NFT paling dicari dan berharga di pasar. Penjualan ini juga menempati posisi kelima dalam daftar pembelian NFT terbesar secara on-chain, menurut data dari CryptoSlam.

Autoglyphs menunjukkan betapa inovatif dan beragamnya seni generatif yang dibuat dengan teknologi blockchain. Dengan keterbatasan dan keunikan yang dimilikinya, Autoglyphs menjadi salah satu koleksi NFT yang paling berpengaruh dan bersejarah di dunia seni digital.