Satelit Pendeteksi Metana EDF Gunakan Algoritme dan AI dari Google Cloud
Google dukung penelitian metana menggunakan MethaneSAT (foto: dok. Google)

Bagikan:

JAKARTA – Google bekerja sama dengan Environmental Defense Fund (EDF), organisasi nirlaba di bidang sains, dalam peluncuran satelit MethaneSAT. Satelit ini akan mendeteksi metana di Bumi.

Dengan mendeteksi dan melacak metana hingga ke sumbernya, Google yakin bahwa mereka bisa mengajak berbagai sektor untuk mengambil tindakan dalam mengurangi emisi. Jika emisi bisa dikurangi secara masif, pemanasan global bisa teratasi.

Vice President Geo Developer and Sustainability Google Yael Maguire mengatakan bahwa satelit MethaneSAT akan menghitung jumlah metana di tempat tertentu dan melacak emisi menggunakan algoritma yang dikembangkan oleh Google Cloud.

“Ini akan mengukur tingkat metana di wilayah minyak dan gas terbesar di dunia untuk analisis rutin. MethaneSAT sangat canggih, ia memiliki kemampuan unik untuk memantau sumber metana dengan emisi tinggi dan sumber kecil yang tersebar di wilayah yang luas,” kata Maguire dalam blog perusahaan pada Rabu, 14 Februari.

Selain menggunakan algoritma yang terus dikembangkan, Maguire mengatakan bahwa MethaneSAT akan memanfaatkan teknologi Kecerdasan Buatan (AI). Teknologi ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan membuat peta global infrastruktur minyak dan gas.

Peta infrastruktur yang dibuat oleh data MethaneSAT akan menjelaskan komponen yang paling banyak menghasilkan emisi dan dari mana emisi tersebut berasal. Dua pengetahuan tersebut akan sangat berguna dalam mengantisipasi kebocoran metana.

“Kami dapat menampilkan data MethaneSAT yang menunjukkan dari mana metana berasal. Ketika kedua peta tersebut disejajarkan, kita dapat melihat bagaimana emisi berhubungan dengan infrastruktur tertentu dan memperoleh pemahaman yang jauh lebih baik tentang jenis sumber yang secara umum berkontribusi paling besar terhadap kebocoran metana,” jelas Maguire.

Satelit MethaneSAT akan diluncurkan pada bulan Maret menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Satelit ini akan mengorbit Bumi sebanyak 15 kali dalam sehari dalam ketinggian 350 mil. Nantinya, kumpulan data MethaneSAT akan ditambahkan ke Google Earth Engine.