Bagikan:

JAKARTA - Coinbase, bursa kripto terbesar di AS, melaporkan hasil keuangan kuartal keempat 2023 yang mengesankan, dengan pendapatan dan volume perdagangan yang meningkat secara signifikan. Perusahaan ini juga berhasil mencetak laba bersih untuk pertama kalinya sejak IPO pada April 2021. Kenaikan harga dan minat terhadap kripto, terutama Bitcoin, menjadi faktor utama di balik kinerja Coinbase.

Coinbase mengumumkan hasil keuangan kuartal keempat 2023 pada hari Kamis, 15 Februari 2024, setelah penutupan pasar. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Coinbase mencatat pendapatan sebesar 629 juta dolar AS (Rp 8,8 triliun), naik 16% dari kuartal sebelumnya, dan melampaui ekspektasi analis yang rata-rata memperkirakan 590 juta dolar AS (Rp 8,3 triliun).

Pendapatan Coinbase berasal terutama dari biaya transaksi yang dikenakan kepada pengguna, baik ritel maupun institusional, yang melakukan perdagangan kripto di platformnya. Volume perdagangan Coinbase mencapai 145 miliar dolar AS  (Rp 2.036 triliun) di kuartal keempat 2023, naik 90% dari kuartal sebelumnya, sejalan dengan lonjakan harga dan aktivitas kripto di pasar global.

Selain pendapatan, Coinbase juga melaporkan laba bersih sebesar 840 juta dolar AS (Rp 11,8 triliun), atau 2,46 dolar AS per saham, berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP). Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Coinbase, yang sebelumnya selalu merugi sejak IPO pada April 2021. Pada kuartal ketiga 2023, Coinbase mencatat kerugian bersih sebesar 405 juta dolar AS (Rp 5,7 triliun), atau 1,19 dolar AS per saham.

Laba bersih Coinbase juga melebihi ekspektasi analis, yang rata-rata memperkirakan kerugian sebesar 2,55 dolar AS per saham. Laba bersih Coinbase mencerminkan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang baik oleh perusahaan, yang berhasil menekan beban operasional sebesar 9% dari kuartal sebelumnya.

Faktor-Faktor yang Mendorong Kinerja Coinbase

Salah satu faktor utama yang mendorong kinerja Coinbase di kuartal keempat 2023 adalah kenaikan harga dan minat terhadap kripto, terutama Bitcoin, yang merupakan aset kripto terbesar dan paling populer. Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas 50.000 dolar AS (Rp 703 juta) pada bulan Januari 2024, setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui ETF bitcoin spot pertama di AS pada 10 Januari.

ETF bitcoin spot adalah produk keuangan yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual bitcoin di bursa saham, tanpa harus memiliki atau menyimpan bitcoin secara langsung. ETF bitcoin spot dianggap sebagai terobosan bagi industri kripto, karena memberikan akses yang lebih mudah, aman, dan teratur kepada investor ritel dan institusional, serta meningkatkan legitimasi dan adopsi kripto secara luas.

Kenaikan harga Bitcoin juga berdampak positif pada altcoin, yaitu aset kripto selain Bitcoin, yang biasanya memiliki fitur dan fungsi yang berbeda. Beberapa altcoin yang populer di antara pengguna Coinbase adalah Ethereum, Cardano, Solana, dan Polkadot. Altcoin seringkali lebih volatile daripada Bitcoin, yang berarti mereka dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi, tetapi juga risiko yang lebih besar.