Bagikan:

JAKARTA - Kinerja industri pengolahan atau industri manufaktur turun pada kuartal IV-2023. Tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) kuartal IV 2023 tercatat sebesar 51,20 persen, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 52,93 persen.

Meski demikian, kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada kuartal IV 2023 tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi indeks lebih dari 50 persen.

Dalam laporan yang terbit hari Kamis 18 Januari 2024, berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, volume persediaan barang meningkat, sementara volume produksi dan volume total pesanan masih berada dalam fase ekspansi.

Adapun volume persediaan barang jadi melanjutkan tren penguatan pada kuartal IV 2023 sebesar 54,22 persen atau naik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 53,88 persen.

Sementara, volume produksi sebesar 52,19 persen, atau melambat jika dibandingkan dari kuartal sebelumnya di 56,30 persen.

Kemudian volume total pesanan barang input sebesar 52,11 persen atau melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di 54,15 persen.

Namun, masih ada komponen yang berada di zona kontraksi atau indeks di bawah 50 persen, seperti penggunaan tenaga kerja pada kuartal IV 2023 tercatat 48,57 persen atau lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di 49,34 persen.

Kemudian kecepatan penerimaan barang pesanan input sebesar 49,24 persen, meski naik tipis jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di 49,00 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan berdasarkan Sublapangan Usaha (sub-LU), mayoritas sub-LU masih berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi terjadi pada industri alat angkutan, diikuti oleh industri mesin dan perlengkapan serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.

"Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU industri pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,0 persen," jelasnya dalam keterangan resminya Kamis 18 Januari.

Erwin menyampaikan pada kuartal I 2024, kinerja LU industri pengolahan yang tecermin dari PMI-BI diperkirakan meningkat dengan indeks 53,39 persen.

Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi terjadi pada komponen volume produksi, diikuti oleh volume total pesanan dan volume persediaan barang jadi.

"Mayoritas sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, diikuti oleh industri kayu, barang dari kayu, gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, serta industri pengolahan tembakau," pungkasnya.