JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan program vaksinasi COVID-19 dan penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja merupakan dua kunci utama kebangkitan kinerja industri nasional pada tahun ini.
Untuk itu, pihaknya menyiapkan menyiapkan empat langkah strategis guna menopang prediksi proyeksi tersebut. Pertama, menjaga produktivitas industri selama pandemi melalui kebijakan pemberian Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). Adapun, sebanyak 18.527 IOMKI telah diberikan kepada perusahaan industri untuk mampu melindungi pekerjaan bagi 5,16 juta orang tenaga kerja.
Kedua, peningkatan kemampuan industri dalam negeri dalam mendukung penanganan Covid-19, khususnya industri farmasi untuk penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan. Ketiga, pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Keempat adalah melanjutkan program substitusi impor 35 persen, yang dilaksanakan secara simultan dengan peningkatan utilisasi produksi, mendorong pendalaman struktur industri, dan peningkatan investasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 14 Januari.
Melalui berbagai program dan kebijakan tersebut, Menperin optimistis, industri manufaktur di tanah air akan tumbuh positif mendekati 4 persen pada 2021.
Sebagai informasi, pada triwulan III/2020, pertumbuhan industri manufaktur mengalami kontraksi 4,31 persen dan pada triwulan II/2020 juga terkontraksi 6,19 persen.
Sikap optimistis Agus juga didasarkan pada perbaikan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang terus berada di level ekspansif. Pada Desember 2020, PMI Manufaktur Indonesia berada di level 51,3 atau naik dibandingkan capaian bulan sebelumnya yang berada di posisi 50,6.
BACA JUGA:
Angka indeks di atas 50 ini diartikan mengalami ekspansi, sedangkan di bawah 50 berarti kontraksi. PMI Manufaktur Indonesia di level 51,3 ini merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah Indonesia selama HIS Markit melakukan survei di negara-negara industri.
Lebih lanjut samping itu, Bank Indonesia mencatat kegiatan usaha di industri pengolahan mulai menunjukkan sinyal ekspansi. Kinerja industri ini diprediksi terus membaik pada kuartal I/2021.
Geliat ekspansi itu tercermin dalam Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI) pada kuartal IV-2020 yang mencapai 47,29 persen. Capaian itu jauh lebih tinggi dari dua kuartal sebelumnya yang menyentuh angka 45,64 dan 44,91 persen.
Dari sisi nilai investasi, lanjut Menteri AGK, investasi di sektor industri periode Januari-September lalu juga meningkat 37% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
“Selain itu ekspor produk manufaktur juga mengalami peningkatan signifikan. Kondisi inilah yang membawa harapan bagi pemulihan ekonomi pada 2021,” tutup Menperin.