Ganjar Pranowo Disuntik Vaksin COVID-19: Rasanya Seperti <i>Dicokok</i> Semut, Masyarakat Tak Usah Takut
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai suntik vaksin COVID-19 (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat agar tidak takut disuntik vaksin guna mengantisipasi bertambahnya kasus COVID-19.

"Tidak apa-apa, biasa saja, rasanya seperti 'dicokot' semut, jadi masyarakat nggak usah takut," katanya usai disuntik vaksin COVID-19 di RSUD Tugurejo, Kota Semarang dikutip Antara, Kamis, 14 Januari.

Ganjar menjawab keraguan masyarakat terkait dengan dampak setelah disuntik vaksin COVID-19.

Setelah divaksin dan menunggu selama 30 menit, orang nomor satu di Jateng itu tidak merasakan ada dampak apa pun.

"Saya ditanya dokter setelah 30 menit divaksin gimana, ada rasa apa, saya jawab lapar, ternyata belum sarapan. Jadi ini tidak ada rasa apa-apa," ujarnya.

Ganjar tak punya persiapan apa pun sebelum disuntik vaksin COVID-19 yang mulai dilaksanakan di Jateng secara bertahap. Sebab penyuntikan vaksin sudah sering dilakukannya selama ini.

"Kita waktu kecil pernah dapat imunisasi, mau berangkat umrah atau haji, juga divaksin meningitis. Sebenarnya ini sesuatu yang biasa saja, masyarakat tidak perlu takut. Insyaallah dengan vaksinasi ini akan membantu kekebalan kita," katanya.

Selain Ganjar Pranowo yang menjadi orang pertama di Jateng disuntik vaksin COVID-19 yakni Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Kapolda Jateng Irjen  Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, dan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman.

Dia menegaskan kepada masyarakat untuk tidak perlu takut dan ragu divaksin. Dirinya bersama forkompimda di Jateng sudah membuktikan vaksin COVID-19 aman.

"Alhamdulillah semua 'seger-seger' saja, jadi masyarakat gak perlu takut atau ragu karena kehalalan sudah dipastikan, keamanan sudah diuji. Ini ikhtiar kita untuk melawan COVID," ujarnya.

Namun, Ganjar terus meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam kehidupan sehari-hari.

"Jangan sampai prokesnya menurun karena sudah ada vaksin. Awas ini, prokes harus 'tetep' dijaga dan dilaksanakan dengan ketat. Begitu sudah 70 persen masyarakat Indonesia divaksin, maka kita nanti lihat hasilnya seperti apa," katanya.