“Superman </i>Kok</i> Takut Disuntik?” Saat Ganjar Pranowo Berguyon dengan Warga yang Vaksinasi
Suparman saat vaksinasi COVID-19 yang langsung dipantau Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (DOK Humas Pemprov Jateng)

Bagikan:

MAGELANG - Ada yang menarik saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau vaksinasi massal di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Ganjar sempat menggoda salah satu peserta vaksin yang takut disuntik

Peserta vaksinasi yang digelar Unimma ini beragam. Ada yang mahasiswa hingga buruh. Salah satu yang disapa Ganjar, adalah buruh bernama Suparman.

"Pak njenengan kerja di mana? Tahu di sini ada vaksin dari mana? Kok baru sekarang vaksin?” tanya Ganjar.

“Bengkel tabung pak, (tahu) dari pabrik, baru sekarang karena takut,” ujar Suparman lugu.

“Superman kok takut disuntik,” kata Ganjar memelesetkan nama Suparman menjadi Superman.

Ganjar lalu menemani Suparman dari mulai proses pertama vaksinasi. Sesekali, Ganjar menggoda Suparman tentang jenis jarum yang akan digunakan untuk suntik vaksin.

“Pak njenengan lebih takut mana, takut disuntik apa diseneni bojone?” tanya Ganjar lagi yang membuat suasana makin ger-geran.

Tak cuma di meja administrasi, Ganjar juga mendampingi Suparman saat berada di meja skrining. Ganjar mendengarkan dengan seksama jawaban Suparman saat ditanya terkait riwayat sakitnya.

Wis ayo pak gek ndang disuntik, tak deloki hayo. Masak awake gedhe kok jirih (badannya besar kok penakut),” seloroh Ganjar.

Menurut Ganjar, vaksin di Unimma dengan tajuk Bergerak Menginspirasi Vaksinasi untuk Negeri itu bagus. Sebab bisa menghabiskan 800 dosis vaksin dalam sehari.

“Satu titik bisa 800 bagus ini. targetnya 5.000 tapi satu Minggu. Usulan saya malah kalau bisa ditambah titiknya tidak hanya satu titik, bisa dua titik, tiga titik, syukur bisa lima titik. Jadi habisnya nggak perlu satu Minggu, dua hari selesai,” tegasnya dilansir dikutip Djawanews dari Humas Pemkot Jateng.

Namun, Ganjar berharap agar vaksinasi di tingkat daerah tetap diprioritaskan kepada lansia. Sebab mereka golongan masyarakat dengan risiko tinggi terpapar virus corona.

“Saya minta prioritasnya tetep carilah lansia, bisa juga nanti bekerja sama dengan BPJS. BPJS itu punya data, anggota BPJS yang memang punya penyakit bawaan, itu boleh disuntik dulu,” katanya.