Bagikan:

JAKARTA - Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 berhasil rebound dan kembali mencatatkan level ekspansif di angka 51,2, setelah sebelumnya sempat berada di level kontraksi 49,6 pada November 2024.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, naiknya PMI ini menjadi awal yang baik di 2025.

"Kami mulai dari PMI yang di luar dugaan, sekali lagi di luar dugaan. Itu sebuah peningkatan yang luar biasa," ujar Agus di kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat, 3 Januari.

Agus menilai, naiknya PMI ini telah menunjukkan ketangguhan dari sektor manufaktur RI di tengah banyaknya regulasi yang membuat sektor industri tertekan.

"Sekali lagi terbukti, sekali lagi terbukti. Ketika COVID-19 terbukti, sekarang juga sudah dibuktikan tanpa adanya regulasi yang bisa membuat sektor manufaktur lebih baik," ucapnya.

Menurut Agus, kinerja manufaktur RI bisa tumbuh lebih tinggi lagi jika didukung oleh regulasi-regulasi yang memang dibutuhkan oleh sektor tersebut.

"Tanpa regulasi yang kami butuhkan pun PMI naik. Apalagi, kalau regulasi yang dibutuhkan industri bisa disiapkan, saya yakin industri akan terbang," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan memasuki awal 2025, kinerja perekonomian nasional terus menghadirkan optimisme. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pesanan baru, baik domestik maupun ekspor, serta peningkatan aktivitas pembelian bahan baku oleh perusahaan.

Selain itu, Airlangga bilang tingkat inflasi Indonesia pada Desember 2024 tetap terkendali dalam rentang target sasaran nasional 2,5 persen plus minus 1 persen. Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2023 di 2,61 persen.

"Inflasi yang terkendali dan PMI yang ekspansif menunjukkan dunia usaha tetap optimis dengan kondisi perekonomian nasional ke depan," ujar Airlangga dalam keterangannya, Jumat, 3 Januari.

Dia menilai, hal ini juga tercermin dari outlook World Bank pada Desember 2024 yang memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,1 persen pada 2024 dan 5,2 persen di 2025.

"Kondisi ini sekaligus mencerminkan prospek positif sektor manufaktur, dengan banyak perusahaan yang bersiap menghadapi peningkatan permintaan di 2025," tuturnya.