Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin, mata uang kripto pertama dan terbesar di dunia, lahir dari ide seorang sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto. Hingga kini, identitas asli dari pencipta Bitcoin masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Namun, ada satu hal yang pasti: Satoshi Nakamoto telah menghilang dari dunia kripto sejak 2010, dan tidak pernah muncul lagi.

Keputusan Satoshi untuk menghilang tanpa jejak ini ternyata memiliki dampak positif bagi perkembangan Bitcoin. Menurut Gabor Gurbacs, ahli strategi aset digital dari VanEck dan Tether, Satoshi telah melakukan hal terbaik untuk komunitas Bitcoin dengan menghilang dari dunia kripto.

Gurbacs menyampaikan pendapatnya melalui platform media sosial Twitter, di mana ia mengatakan bahwa karena Satoshi memilih untuk menghilang, Bitcoin tidak memiliki ambiguitas, tidak memiliki vektor serangan, dan tidak terpusat.

Satoshi tidak mencari ketenaran atau pujian dan bahkan menghindari media. Hal ini dianggap sebagai kontribusi positif dari pencipta anonim Bitcoin, di mana Gurbacs menyampaikan rasa hormatnya kepada Satoshi, di mana pun dia berada saat ini, jika masih hidup.

Apakah Satoshi Masih Hidup?

Pertanyaan tentang nasib Satoshi Nakamoto juga masih menjadi misteri. Apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Apakah dia seorang individu tunggal atau sekelompok orang? Gurbacs memberikan opsi yang menarik: "keduanya." Meskipun terdengar membingungkan, Gurbacs menyatakan bahwa banyak pengguna kripto percaya bahwa Nakamoto adalah sebuah kelompok, bukan individu tunggal. Gurbacs sepakat dengan pandangan ini.

Menurut Gurbacs, Satoshi bisa saja merupakan sekelompok insinyur IT, mirip dengan kelompok matematikawan yang menyebut diri mereka Nicolas Bourbaki pada awal tahun 1930-an. Selain itu, Gurbacs juga menyebutkan bahwa penyair Romawi Publius Vergilius Maro (Vergil) juga merupakan sekelompok individu.

Gurbacs tidak sendirian dalam pandangannya ini. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Finder.com, sebuah situs perbandingan keuangan, pada tahun 2018, sekitar 20% dari 2.001 orang dewasa Amerika yang disurvei percaya bahwa Satoshi Nakamoto adalah sekelompok orang. Survei ini juga menemukan bahwa 40% dari responden tidak tahu siapa Satoshi Nakamoto, 33% percaya bahwa dia adalah seorang individu, dan 6% percaya bahwa dia adalah sebuah kecerdasan buatan alias AI.

Kemunculan "Satoshi" Baru-baru Ini

Meskipun Satoshi Nakamoto telah menghilang, namanya masih sering muncul di berbagai media. Salah satu contohnya adalah pada Jumat lalu 9 Februari, sebuah iklan misterius yang menampilkan Satoshi Nakamoto dan Bitcoin muncul di Times Square, New York City. Iklan ini terpampang di sebuah papan digital dan, menurut jurnalis kripto terkemuka, Colin Wu, pembayarannya berasal dari sumbangan dari sumber anonim.

Iklan ini bertepatan dengan 15 tahun sejak penambangan blok genesis Bitcoin pada 3 Januari 2009. Pesan yang disampaikan adalah: "Satoshi Nakamoto: The Times 03/Jan/2009 Chancellor on the brink of second bailout for banks." Iklan Bitcoin yang muncul di lokasi ikonik ini menekankan pentingnya perjalanan Bitcoin sejak 2009 dari nol menjadi aset cadangan yang diakui oleh Wall Street dan dasar bagi ETF.

Menurut sebuah laporan dari Bloomberg, nilai pasar Bitcoin telah mencapai lebih dari 1 triliun dolar AS (Rp15.657 triliun) pada Februari 2021, dan harga satu Bitcoin telah mencapai rekor tertinggi sebesar 58.332 dolar AS (Rp912 juta) pada 21 Februari 2021. Bitcoin juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai perusahaan besar, seperti Tesla, MicroStrategy, Square, dan PayPal, yang telah menginvestasikan atau mengintegrasikan Bitcoin ke dalam bisnis mereka.

Bitcoin, yang diciptakan oleh Satoshi Nakamoto, telah menjadi fenomena tersendiri di kalangan masyarakat global. Meskipun identitas Satoshi Nakamoto masih menjadi misteri, kontribusinya bagi dunia kripto dan keuangan telah melegenda.