Bagikan:

JAKARTA - Saham Nvidia  mencapai puncak baru pada Senin 5 Februari, setelah Goldman Sachs menaikkan target harganya untuk saham produsen chip yang sedang naik daun ini, untuk mengantisipasi peningkatan besar-besaran dalam pendapatan akibat booming kecerdasan buatan (AI).

Saham tersebut naik sekitar 4% menjadi 689,21 dolar AS (Rp10,8 juta) dan berpotensi menambah sekitar 70 miliar dolar AS (Rp 1.104,3 triliun) ke kapitalisasi pasar perusahaan. Pada penutupan Jumat lalu, Nvidia dihargai sebesar 1,63 triliun dolar AS (Rp25,7 kuadraliun).

Nvidia telah menjadi ikon dari gejolak industri kecerdasan buatan dan mengalami lonjakan nilai pasar bulanan tertinggi dalam sejarah pada bulan Januari. Meskipun telah naik sekitar 39% sepanjang tahun ini, pertumbuhan saham yang sangat tinggi membuatnya lebih mahal dibandingkan dengan pesaingnya. Saham Nvidia diperdagangkan sekitar 31,4 kali perkiraan laba ke depan perusahaan, dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 22,9.

Meski demikian, analis Goldman Sachs, Toshiya Hari, melihat masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. "Kami percaya Nvidia akan tetap menjadi standar emas industri dalam waktu yang dapat diprediksi, mengingat penawaran perangkat keras dan perangkat lunaknya yang kuat, dan, yang lebih penting, kecepatan inovasinya yang terus berlanjut," kata Hari.

Analis Goldman Sachs menaikkan target harga untuk Nvidia menjadi 800 dolar AS, yang merupakan yang ketiga tertinggi di antara analis Amerika yang meliput saham tersebut, menunjukkan kenaikan sebesar 21% dari level saat ini.

Sebelumnya, target harga mereka adalah 625 dolar AS. Bank tersebut juga meningkatkan perkiraan pendapatan Nvidia untuk tahun penuh 2025-2026 sebesar 22% secara rata-rata, dengan mengacu pada tanda-tanda permintaan server AI yang kuat dan peningkatan pasokan unit pemrosesan grafis (GPU).

Hari menunjuk pada tanda-tanda monetisasi AI dari perusahaan-perusahaan seperti Microsoft  dan Meta Platforms Inc., serta prospek pendapatan positif dari produsen server AI Super Micro Computer.

Meskipun Nvidia telah meraih miliaran dolar pendapatan berkat gejolak industri kecerdasan buatan, produsen chip lain yang tidak terlibat secara mendalam dalam pembuatan chip untuk AI, seperti Intel, mengalami keterpurukan. Nvidia dijadwalkan akan melaporkan hasil keuangan pada 21 Februari, dengan analis memperkirakan laba bersih per saham kuartal keempat sebesar 4,51 dolar AS dan pendapatan sebesar 20,19 miliar dolar AS.