JAKARTA - Pasar kripto menunjukkan pergerakan yang beragam menjelang pertemuan The Fed yang berpotensi mempengaruhi arah harga aset digital. Pada 30 Januari kemarin, pasar kripto bergerak variatif di tengah volatilitas yang tinggi.
Bitcoin, mata uang kripto terbesar dan tertua, naik sedikit 0,3% menjadi 43.500 dolar AS (Rp 688,6 juta) pada pukul 21.00 WIB, menurut data CoinDesk. Bitcoin sempat anjlok di bawah 40.000 dolar AS (Rp 632,1 juta) pada akhir pekan lalu, sebelum rebound pada Senin 29 Januari 2024.
Kemudian, Ethereum (ETH), mata uang kripto kedua terbesar, merosot 0,4% menjadi 3.050 dolar AS (Rp 48,2 juta), setelah sempat naik hampir 10% pada Senin. Meski begitu, Ether masih berada dalam tren positif sejak awal tahun, didorong oleh pertumbuhan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan non-fungible token (NFT) yang sebagian besar menggunakan jaringan Ethereum.
Para analis kripto menilai pasar kripto masih menantikan dorongan positif dari faktor-faktor fundamental dan teknis untuk mendongkrak harga Bitcoin cs lebih tinggi. Beberapa faktor yang diharapkan dapat memberikan angin segar antara lain adalah adopsi kripto oleh perusahaan dan institusi, perkembangan regulasi yang mendukung, dan peningkatan minat dari investor ritel.
"Apakah bitcoin akan mencapai titik terendah 20.000 dolar AS (Rp 316,1 juta) tahun ini, seperti yang diprediksi oleh beberapa analis dan survei terbaru Deutsche Bank? Saya akan mengatakan tidak mungkin," kata Lucas Kiely, chief investment officer platform kekayaan digital Yield App, seperti dikutip dari Reuters. "Cerita besar tahun ini adalah tentang kripto berkembang menjadi pasar yang stabil yang menggabungkan manfaat DeFi dengan praktik terbaik dari keuangan tradisional."
BACA JUGA:
Pengaruhi Pasar Saham
Sementara itu, pasar saham AS sempat naik pada Senin 29 Januari 2024, sebagian berkat pengumuman peminjaman kuartalan oleh Departemen Keuangan AS yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Hal ini menurunkan tekanan pada pasar obligasi dan imbal hasilnya.
"Kami tahu bahwa itu adalah katalis positif kunci karena saham mempercepat reli selama jam terakhir dan sektor yang paling diuntungkan dari penurunan imbal hasil (saham kecil dan teknologi) menjadi yang terbaik," kata Tom Essaye, pendiri Sevens Report Research.
Namun, reli pasar saham kemungkinan akan terbatas menjelang pengumuman keputusan The Fed yang diharapkan tidak mengubah suku bunga acuan tetapi memberikan sinyal tentang rencana pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga di masa depan.
"Tidak ada kemungkinan nol untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan besok," kata Essaye. "Apa yang akan membuat pertemuan ini menjadi lebih hawkish atau dovish (mendorong saham turun atau memperpanjang reli) adalah apakah The Fed segera memberi petunjuk soal pemotongan suku bunga yang akan datang."