JAKARTA – Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) telah mendarat di Bulan pada Sabtu, 20 Januari lalu dan robot kecilnya, Lunar Excursion Vehicle (LEV-1), telah keluar dari dalam pesawat.
Berdasarkan pengumuman Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) pada Kamis, 25 Januari, mereka telah menerima data telemetri dari penjelajah LEV-1. Robot ini juga berhasil mentransmisikan data gelombang radio ke Transformable Lunar Robot (LEV-2).
LEV-1 dan LEV-2 berhasil dipisahkan dari SLIM sebelum pesawat itu mendarat dengan kondisi darurat. Meski keduanya berada dalam mode siaga, JAXA harus mengatasi masalah pembangkit listrik tenaga surya SLIM terlebih dahulu untuk mengerahkan kedua penjelajah itu.
“Meskipun kemampuan untuk melanjutkan aktivitas bergantung pada pembangkit listrik tenaga surya dari perubahan arah matahari, upaya akan dipertahankan untuk terus menerima sinyal dari LEV-1,” kata JAXA dalam keterangan resmi.
Saat ini, JAXA sedang menunggu penerangan dari sinar matahari agar SLIM bisa dipulihkan dan dua penjelajahnya bisa beroperasi. Sembari menunggu, JAXA juga menganalisis masalah pendaratan SLIM yang tidak sesuai dengan rencana mereka.
BACA JUGA:
Seharusnya, SLIM mendarat 55 meter sebelah barat dari lokasi saat ini. Namun, gaya dorong dari salah satu mesin utama SLIM membuat pesawat tersebut mendarat di lokasi yang tidak diharapkan oleh JAXA.
Meski jaraknya menyulitkan JAXA, lembaga negara itu tetap menyatakan demonstrasi teknologi SLIM berhasil dan cukup akurat karena masih berada di kisaran 100 meter. Menurut JAXA, “Misi utama SLIM telah tercapai.”
Anomali dari mesin pendorong SLIM masih diamati oleh tim JAXA. Selain menganalisis sistem dari pendarat mereka, JAXA juga mengamati beberapa faktor eksternal yang bisa memengaruhi pendaratan darurat SLIM.