Bagikan:

JAKARTA - Peneliti di Sony telah menciptakan sistem kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengubah potongan-potongan dialog menjadi "persona" fantasi yang dapat diadaptasi untuk digunakan sebagai karakter non-pemain dalam video game dan media lainnya.

Persona AI adalah karakter atau kepribadian yang diadopsi oleh model AI, seperti model bahasa besar. Biasanya, proses pembuatan persona AI melibatkan pelatihan model bahasa alami dan kemudian penyetelan lebih lanjut melalui kombinasi penyesuaian parameter dan umpan balik manusia yang membutuhkan banyak tenaga kerja.

Eksperimen terbaru Sony melibatkan otomatisasi proses ini dengan melatih model AI untuk mengekstrak detail penting dari dialog. Menurut paper tim, tujuan utama dari pekerjaan ini adalah membuat persona menjadi kurang membosankan.

"Isu utama dengan agen dialog adalah respons mereka yang membosankan dan generik serta ketidakmampuan mereka untuk mempertahankan persona yang konsisten, sering kali saling bertentangan dalam percakapan," ungkap Sony dalam posting blog.

Alih-alih membangun persona dari awal, para peneliti Sony mendekati masalah tersebut dari sisi lain. Mereka menciptakan proses yang disebut "ekstraksi persona" yang mengembangkan persona berdasarkan informasi yang sudah ada.

Sebagai contoh, persona bajak laut dapat dikembangkan dari dialog di mana karakter membahas berbagai aspek kehidupan bajak laut.

Salah satu tantangan utama dengan mengembangkan persona menggunakan metode ini adalah bahwa dialog seringkali dapat berisi informasi ekstraneous. Misalnya, karakter yang membahas kehidupan bajak laut juga dapat membahas hal-hal yang tidak terkait dengan persona mereka sebagai bajak laut.

Tim melatih AI untuk membedakan antara informasi yang berguna dan tidak berguna, dan hasilnya adalah pengembangan persona yang lengkap.

Meskipun ruang lingkup eksperimen tidak mencakup penciptaan agen buatan dalam video game seperti karakter non-pemain (NPC), pekerjaan awal pada persona ini tampaknya sangat dapat disesuaikan.

Persona ini mampu menghasilkan dialog, yang, digabungkan dengan sistem lain, dapat digunakan secara mulus untuk memberi NPC kemampuan untuk berbicara secara real-time sambil mempertahankan imersi karakter dan seharusnya cocok untuk scripting otomatis dan rutinitas untuk karakter tersebut.

Sayangnya, seperti yang disebutkan oleh tim dalam makalahnya, ada pertimbangan etika yang terlibat dalam pengembangan sistem otomatis ini.

"Concern etika dari pekerjaan ini berpusat pada kemungkinan untuk secara otomatis menyamar sebagai orang yang sudah ada, bukan pada penggunaan kasus yang dimaksudkan dari karakter fiksi," kata Sony.

Dengan kata lain, sistem eksperimental para peneliti ini secara teoritis dapat digunakan untuk mengekstrak persona dari orang-orang yang sudah ada untuk tujuan menjual produk dan layanan kepada mereka. Secara bersamaan, semakin akurat persona dapat mencerminkan konsumen individu, semakin terarah iklan yang ditujukan pada mereka.