JAKARTA – Perusahaan penambangan bitcoin Phoenix Group PLC mengumumkan akuisisi mesin penambangan bitcoin senilai 187 juta dolar AS (Rp 2,9 triliun) dari Bitmain, produsen perangkat keras penambangan terkemuka di dunia. Pembelian ini merupakan bagian dari strategi Phoenix untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi penambangan bitcoin mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk halving bitcoin yang akan terjadi pada tahun 2024 ini.
Sebenarnya Phoenix membeli mesin penambangan bitcoin dari Bitmain dengan jenis Antminer yang menggunakan teknologi aplikasi terintegrasi sirkuit (ASIC) untuk menghasilkan hashrate atau kecepatan komputasi untuk memverifikasi transaksi dan menciptakan blok baru di jaringan bitcoin.
Meski begitu, Phoenix tidak merinci jumlah mesin yang dibelinya. Perusahaan itu juga tidak memaparkan model mesin penambangan anyar secara spesifik. Phoenix hanya mengatakan pembelian ini adalah bagian dari investasi perusahaan menjadi yang terdepan di industri penambangan bitcoin.
"Perjanjian terbaru ini, setelah IPO dan kemitraan sukses, menandai upaya tanpa henti kami mengejar keunggulan dan memperkuat kepemimpinan kami di ruang ini," kata Bijan Alizadehfard, co-founder dan CEO Phoenix Group dalam keterangan resmi.
"Bekerja sama dengan raksasa [penambangan bitcoin] seperti Bitmain dan [Microbt] memberi kami teknologi terbaik, memacu pertumbuhan kami, dan menentukan kembali masa depan penambangan yang efisien dan berkelanjutan," tambahnya.
BACA JUGA:
Pembelian mesin dari Bitmain ini merupakan akuisisi kedua yang dilakukan oleh Phoenix dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, pada Desember 2023, Phoenix pernah memesan mesin penambangan bitcoin senilai 380 juta dolar AS (Rp 5,9 triliun) dari Microbt, pesaing Bitmain yang memproduksi mesin merek Whatminer.
Phoenix juga tidak mengungkapkan detail tentang pesanan dari Microbt, tetapi mengatakan bahwa mesin-mesin tersebut akan menggunakan teknologi pendingin air (hydro cooling) untuk menghemat energi dan mengurangi emisi karbon.
Phoenix Group merupakan salah satu perusahaan penambangan bitcoin terbesar di Timur Tengah, yang beroperasi di Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain. Phoenix juga merupakan salah satu perusahaan penambangan bitcoin pertama yang melantai di bursa saham, setelah melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Abu Dhabi pada Desember 2023. IPO tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar 370 juta dolar AS (Rp 5,7 triliun), dengan permintaan melebihi penawaran sebanyak 33 kali.