Bagikan:

JAKARTA – XRP, aset kripto yang dikembangkan oleh perusahaan pembayaran kripto Ripple, terus menarik minat komunitas kripto. Menurut data dari XRPScan, sebuah situs yang melacak aktivitas jaringan XRP, jumlah alamat yang memegang XRP telah mencapai lebih dari 5 juta pada awal Januari 2024.

Ini merupakan prestasi yang mengesankan, mengingat jumlah pemegang atau   XRP sempat stagnan di bawah 2 juta selama hampir dua tahun, sejak awal 2022. Lonjakan jumlah pemegang XRP ini menunjukkan bahwa aset kripto ini memiliki daya tarik yang kuat di kalangan investor dan pengguna kripto, terutama di luar Amerika Serikat (AS) yang menjadi pasar utama Ripple.

XRP adalah aset kripto terbesar keenam berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan nilai total sekitar $56,41 miliar (Rp793 triliun). XRP memiliki pasokan maksimum sebesar 100 miliar koin, namun sekitar 40,5 miliar koin saat ini dikunci dalam smart contract oleh Ripple. Ini berarti, koin sebanyak 40,5 miliar XRP itu tidak dapat diakses atau diperdagangkan. Sisanya, sekitar 59,46 miliar koin, beredar di pasar.

Selain itu, sejak diluncurkan pada 2012, sekitar 11,99 juta token XRP telah dibakar secara permanen sebagai biaya transaksi di jaringan XRP. Itu artinya pasokan XRP secara bertahap berkurang seiring dengan meningkatnya aktivitas jaringan.

Ripple, yang merupakan pencipta dan pengembang utama XRP, memiliki sebagian besar pasokan XRP. Ripple memiliki 12 dompet yang menampung sekitar 45 miliar token XRP, yang setara dengan 45 persen dari pasokan total. Ripple menggunakan sebagian dari token XRP ini untuk mendanai operasionalnya, serta untuk berinvestasi atau bermitra dengan perusahaan-perusahaan lain di ruang kripto.

Salah satu mitra Ripple yang paling terkenal adalah MoneyGram, sebuah perusahaan remitansi global yang menggunakan XRP sebagai jembatan untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas. Ripple dan MoneyGram telah bekerja sama sejak 2019, dan Ripple telah menginvestasikan sekitar $50 juta (Rp704 miliar) ke MoneyGram sebagai bagian dari kemitraan tersebut.

Selain Ripple, pemegang XRP terbesar lainnya adalah bursa-bursa kripto, seperti Binance, Uphold, UPbit, dan Kraken, yang menyimpan token XRP milik pelanggan mereka. Bursa-bursa ini memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, atau menukar XRP dengan aset kripto atau fiat lainnya.

 Salah satu holder XRP individual ternama adalah Chris Larsen, yang merupakan pendiri dan ketua Ripple. Larsen memiliki lebih dari 2 miliar token XRP, yang tersebar di lima dompet berbeda. Larsen juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia kripto, dengan kekayaan bersih sekitar $3,4 miliar (Rp47,8 triliun), menurut Forbes.

Kepemilikan XRP di antara komunitas kripto sangat beragam, dengan 85 dompet yang memiliki lebih dari 500 juta token XRP, sementara 1,52 juta dompet memiliki kurang dari 20 token XRP. Rentang kepemilikan XRP yang paling umum adalah antara 20 dan 500 token XRP, dengan 2,41 juta dompet yang memiliki total 182 juta token XRP.

Saat ini, harga XRP berkisar di Rp8.838 per token, dengan kenaikan 1,9 persen dalam 24 jam terakhir pada pukul 14:33 menurut data Coingecko. Volume perdagangan harian XRP mencapai Rp19 triliun, menempatkannya di urutan keempat di antara aset kripto lainnya. Kenaikan harga XRP ini sejalan dengan pemulihan pasar kripto secara keseluruhan, yang dipicu oleh harapan akan persetujuan ETF Bitcoin spot oleh SEC AS.