JAKARTA - Produsen chip asal Taiwan, TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Co), menjadi sorotan dalam pertarungan kampanye pemilihan umum presiden dan parlemen yang berlangsung pada 13 Januari mendatang. Perselisihan muncul antara calon wakil presiden terkait investasi TSMC di luar negeri dan apakah ketegangan dengan China membuat Taiwan menjadi tempat yang terlalu berisiko untuk berinvestasi.
Dalam sebuah debat langsung yang disiarkan televisi, Jaw Shaw-kong, calon wakil presiden dari partai oposisi terbesar Taiwan, Kuomintang (KMT), mengatakan bahwa para finansier Wall Street telah bertemu dengannya sebelum dia memutuskan untuk ikut dalam pemilihan presiden. Mereka bertanya apakah akan ada perang.
"Jika Taiwan tidak memiliki lingkungan yang damai, tidak ada yang berani berinvestasi," kata Jaw, menyalahkan Partai Progresif Demokrat (DPP) yang berkuasa atas ketegangan dengan China. "Ibu kota TSMC kita ingin pindah ke luar negeri. Taiwan plus satu - satu pabrik di Taiwan, satu di luar negeri, mengosongkan Taiwan kita."
TSMC, yang sedang membangun pabrik di Jepang dan negara bagian Amerika Serikat Arizona, serta merencanakan yang lain di Jerman, belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Perusahaan dan pemerintah telah berulang kali menyatakan bahwa sebagian besar produksi, termasuk chip paling canggih, akan tetap di Taiwan.
BACA JUGA:
Calon wakil presiden DPP, Hsiao Bi-khim, mantan duta besar Taiwan yang terkenal di Amerika Serikat, mengatakan kepada Jaw bahwa investasi asing mencapai rekor tertinggi di bawah pemerintahan DPP.
"TSMC adalah kebanggaan Taiwan dan seharusnya tidak digunakan untuk persaingan atau konsumsi politik. Ini adalah gunung suci kita yang melindungi negara," ujarnya, menggunakan ungkapan umum di Taiwan yang menggambarkan seberapa pentingnya perusahaan tersebut bagi ekonomi pulau tersebut.
Hsiao menambahkan bahwa TSMC membuat keputusan tentang penyebaran globalnya berdasarkan kebutuhan industri dan pelanggan. "Kami berharap semua bisnis Taiwan mendapatkan restu semua orang dalam proses penataan global."