Bagikan:

JAKARTA – Survei terbaru dari Logitech, produsen perlengkapan komputer, menyebutkan bahwa para pekerja sering duduk terlalu lama di depan komputer, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah.

Dengan rata-rata enam jam per hari di depan layar, Logitech mengatakan bahwa risiko repetitive strain injury (RSI) atau cedera regangan berulang akan semakin meningkat. Pasalnya, pekerja cenderung duduk di kursi terlalu lama dengan postur yang buruk.

Ketika seorang pekerja mengalami RSI, mereka akan mengalami ketegangan pada pergelangan tangan, tangan, siku, lengan, bahu, hingga leher. Selain itu, fungsionalitas pada tendon dan otot mereka akan berkurang.

Maka dari itu, Logitech mengingatkan bahwa pemahaman ergonomi sangat penting, khususnya ergonomi komputer.

Pekerja tidak harus pandai memanfaatkan teknologi, tetapi juga pandai menjalin interaksi yang tepat dengan teknologi.

“Penerapan solusi ergonomis dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja, komitmen, keterlibatan, dan kemampuan dalam merancang tujuan hidup bagi pekerja, terlebih lagi dapat meningkatkan retensi pekerja,” ujar Kepala Logitech Asia Tenggara 2 B2B, Michael Long.

Untuk mengatasi masalah RSI pada pekerja, penting untuk memerhatikan penggunaan monitor, keyboard, hingga mouse selama bekerja.

Posisi monitor tidak boleh terlalu dekat dan terlalu jauh, sementara keyboard dan mouse harus berada lebih dekat dengan tubuh.

Selain penempatan posisi dari tiga perangkat teknologi ini, Logitech juga menyadari bahwa penggunaan produk ergonomis sangat membantu para pekerja dalam meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi ketegangan otot.

Berdasarkan survei Logitech pada 2019, sebanyak 9 dari 10 orang yang telah menggunakan keyboard atau mouse ergonomis tidak ingin berganti ke produk sebelumnya.

Pasalnya, keyboard atau mouse pada umumnya hanya menyebabkan kelelahan pada otot tubuh.

Oleh karena itu, perangkat ergonomis dipercaya mampu menghilangkan rasa nyeri pada tubuh atau setidaknya mengurangi risiko cedera karena penggunaan perangkat teknologi yang berlebihan.