Peneliti Perludem Sebut Risiko Insiden Siber yang Akan Terjadi dalam Pemilu 2024
Acara Media Briefing oleh ELSAM (foto: Dinda Buana/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Setiap lima tahun menjelang gelaran pesta masyarakat, yaitu Pemilihan Umum (Pemilu), Indonesia terus dihadapkan dengan insiden-insiden siber yang beragam. 

Sebuah data yang dipaparkan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengungkapkan bahwa insiden siber ini telah terjadi bahkan sejak Pemilu 2004.

Berikut ini beberapa insiden siber Pemilu Indonesia yang berhasil dirangkum oleh Perludem dalam acara Media Briefing oleh ELSAM pada Rabu, 20 Desember kemarin

  • 2004: Merusak atau mengubah daftar partai politik di website KPU
  • 2014: Email spear phishing kepada komisioner membuka akses ke sistem KPU yang vital
  • 2018: Serangan terhadap infrastruktur KPU
  • 2019: Serangan disinformasi terhadap server dan Situng KPU
  • 2020: Serangan DDoS pada website lindungihakpilihmu.
  • 2022: Rumor kebocoran data DPT Pemilu 2014 dari website KPU
  • 2023: Kebocoran data DPT Pemilu 2024

Menurut Peneliti Perludem Amalia Salabi, jika insiden ini masih berlangsung dan tidak ditangani dengan baik oleh para pemangku kepentingan, maka Amalia melihat beberapa risiko yang berpotensi terjadi selama masa Pemilu 2024, di antaranya adalah:

  • Link phising kepada personil KPU Bawaslu 
  • Defacing (merubah tampilan website)
  • Denial-of-Service (DoS) dan Distributed DoS (DDoS) yang mengakibatkan sistem overload atau kelebihan beban
  • Perusakan link komunikasi yang digunakan untuk mentransfer hasil penghitungan suara 
  • Disinformasi terhadap sistem IT kepemiluan Kebocoran data pribadi pemilih.