JAKARTA – Halo Space, Eos X Space, dan Arthur D. Little Spain digugat oleh Zero 2 Infinity, perusahaan komersial balon stratosfer. Gugatan ini muncul pada 31 Oktober di Madrid.
Dari laporan Space, tiga perusahaan yang terdiri dari dua perusahaan antariksa dan konsultan manajemen bisnis itu digugat karena menemukan rahasia dagang dari Zero 2 Infinity. Perusahaan itu meyakini bahwa ketiga perusahaan telah melanggar hukum.
Zero 2 Infinity awalnya mencari para investor untuk menstabilkan bisnis mereka. Namun, orang-orang yang mereka kumpulkan ini membuat perusahaan dengan kekayaan intelektual mereka.
Saat perusahaan ingin membagikan dokumen ekstensif kepada calon investor, beberapa orang yang digugat ini mengubah logo dalam presentasi hingga berhasil menghasilkan 1 juta euro (Rp16 miliar) untuk perusahaan yang hanya berupa situs web saja.
CEO Zero 2 Infinity Jose Mariano Lopez-Urdiales mengatakan kepada Spacenews bahwa, "Mereka pikir mereka bisa melakukan itu karena Zero 2 Infinity berada dalam kesulitan keuangan, sebagian karena kami memperkirakan 1 juta euro akan tiba.”
BACA JUGA:
Atas dasar tuduhan itu, Halo Space memberikan bantahan. Mereka mengatakan akan mengambil tindakan hukum untuk membela diri atas tuduhan palsu. Halo Space juga mengatakan bahwa perusahaan mereka dibuat berdasarkan teknologi yang telah dikembangkan lebih dari 60 tahun.
“Selain HALO Space, semua perusahaan yang berupaya mengembangkan sistem pariwisata luar angkasa hingga stratosfer di Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang menggunakan teknologi-teknologi matang tersebut, semuanya dikembangkan beberapa dekade sebelum Zero 2 Infinity diciptakan,” jelas pihak Halo Space.
Halo Space menambahkan bahwa teknologi yang mereka gunakan sudah dikembangkan sebelum Zero 2 Infinity didirikan. Bahkan, Halo Space tidak merasa memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut atau Arthur D. Little Spain.