Meta Dituding Gagal Menjaga Keselamatan Remaja di Facebook dan Instagram
Meta sengaja mengabaikan bahaya yang mengancam remaja di platformnya (foto: dok. Meta)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan pegawai Meta, Arturo Bejar, bersaksi di hadapan Subkomite Kehakiman Senat pada Selasa, 7 November lalu. Dalam sidang itu, Bejar membahas dampak buruk platform Meta.

Bejar menyatakan bahwa Facebook dan Instagram, dua platform yang dikelola Meta, mengetahui masalah pelecehan dan berbagai bahaya lainnya yang dihadapi remaja di platform mereka.

Meski sudah tahu, Meta dituding lambat dalam bertindak. Bahkan, mantan Direktur Teknik Tim Protect and Care Facebook selama enam tahun itu mengeklaim bahwa Meta telah gagal mengatasi masalah tersebut.

“Sudah saatnya masyarakat dan orang tua memahami bahaya sebenarnya yang ditimbulkan oleh ‘produk’ ini dan sudah saatnya pengguna muda memiliki alat untuk melaporkan dan menekan penyalahgunaan online,” kata Bejar sebelum sidang berlangsung, dikutip VOI dari Reuters.

Tuduhan Bejar muncul saat upaya baiknya seperti tidak digubris oleh Meta. Saat masih bekerja di Facebook, Bejar ingin menjadikan Facebook dan Instagram sebagai platform yang aman dan menyenangkan bagi remaja.

Keinginannya ini disampaikan kepada para eksekutor senior di Meta, termasuk Mark Zuckerberg. Mereka terus melakukan pertemuan hingga Bejar menganggap para eksekutif berniat mendukung pekerjaannya.

Namun, dugaannya ini salah. Bejar akhirnya menyimpulkan bahwa para eksekutif tidak ingin menggubris masalah ini dan mengabaikan rekomendasinya untuk menghadirkan platform yang aman bagi remaja.

Bejar mengungkapkan bahwa 51 persen pengguna Instagram telah melaporkan pengalaman buruk dan berbahaya di platform mereka hanya dalam waktu tujuh hari. Persentase ini Bejar dapatkan dari data internal beberapa tahun lalu.

Selain itu, sebanyak 24,4 persen anak-anak berusia 13 hingga 15 tahun melaporkan bahwa mereka mendapatkan rayuan seksual. Salah satu korbannya adalah anak Bejar sendiri yang saat itu masih berusia 16 tahun.

Bejar mengatakan bahwa anaknya telah mendapatkan komentar misogini, kebencian terhadap wanita, dan foto-foto cabul. Namun, Instagram tidak memiliki alat khusus untuk melaporkan masalah seperti ini.

Mantan pegawai itu sangat yakin bahwa Meta paham urgensi dari masalah ini, tetapi mereka tidak melakukan mitigasi ancaman. Bejar menambahkan, “Saya merasa ini menyedihkan karena itu berarti mereka mengetahuinya dan tidak mengambil tindakan.”