Bagikan:

JAKARTA - Apple telah meluncurkan banyak produk terbaru di tahun ini, baik melalui acara WWDC, Apple Event, hingga Scary Fast. Namun, promosi ini tidak mendongkrak penjualan Apple.

Kabarnya, penjualan Apple terus menurun di balik permintaan perangkat iPhone yang menguat. Bahkan dalam laporan BBC terbaru, pendapatan Apple turun 1 persen menjelang akhir tahun.

Melihat data penjualan dari Juli hingga akhir September, pendapatannya turun hingga 89,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,4 kuadriliun jika dibandingkan dengan data di bulan yang sama pada periode sebelumnya.

Banyak faktor yang menyebabkan penjualan Apple menurun, termasuk turunnya minat masyarakat pada Mac dan iPad pasca-lockdown. Penjualan yang didapatkan hanya mencapai 7,6 miliar dolar AS (Rp119 triliun), turun sebanyak 11,6 miliar dolar AS (Rp182 triliun).

Kabar penurunan lainnya muncul di wilayah China. Apple melaporkan bahwa penjualan mereka turun hingga 2,5 persen di tahun ini meskipun bisnisnya di negara itu terus berkembang.

Terlepas dari berbagai kabar buruk ini, Apple menyatakan bahwa beberapa layanan mereka tetap mencapai penjualan tertinggi. Layanan yang Apple singgung adalah iCloud dan Apple Music.

Kedua layanan itu berhasil memberikan pendapatan hingga 22,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp350 triliun di California. Angka ini meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya, menurut pernyataan Apple sendiri.

Tahun 2023 hampir berakhir dan Apple terus bekerja keras dalam memproduksi lebih banyak perangkat. Mereka yakin di akhir kuartal ini keseimbangan antara pasokan dan permintaan akan meningkat sehingga memberikan dampak bagi penjualan mereka.