Bagikan:

JAKARTA - Pada  Minggu, 15 Oktober, aplikasi video singkat TikTok mengumumkan bahwa mereka telah menggerakkan sumber daya dan personel untuk melawan konten kebencian dan misinformasi yang muncul setelah serangan kelompok Islam Palestina, Hamas, terhadap Israel.

Thierry Breton, kepala industri Uni Eropa, pada Kamis 12 Oktober memberikan TikTok waktu 24 jam untuk merinci langkah-langkah yang telah diambil untuk melawan penyebaran disinformasi terkait konflik Timur Tengah. Ia juga membuka penyelidikan terkait platform X, milik Elon Musk.

TikTok menguraikan tindakan yang telah diambil dalam sebuah pernyataan. Namun mereka tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana mereka menjawab permintaan dari Breton tersebut.

"TikTok menentang terorisme. Kami terkejut dan sangat terkejut oleh tindakan teror yang mengerikan di Israel minggu lalu. Kami juga sangat sedih dengan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza," kata TikTok, dikutip dari Reuters.

TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance, mengatakan tindakan mereka termasuk meluncurkan pusat komando, meningkatkan sistem deteksi otomatis mereka untuk menghapus konten grafis dan kekerasan, serta menambah moderator yang berbicara dalam bahasa Arab dan Ibrani.

Mereka juga menghapus konten yang menyerang atau mengolok-olok korban kekerasan atau mendorong kekerasan. Mereka pun memberlakukan pembatasan pada kelayakan fitur siaran langsung, dan berkerja sama dengan lembaga penegak hukum serta menggandeng para ahli memerangi hal ini.