Penyebaran Konten Obat Steroid Jadi Kegagalan Besar TikTok
CCDH sebut TikTok telah gagal dalam menjaga platformnya (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah peneliti Pusat Penanggulangan Kebencian Digital (CCDH) menjelaskan konten berbahaya yang sedang tren di kalangan remaja pengguna TikTok. Konten berbahaya ini mempromosikan penggunaan obat-obatan steroid.

CCDH mencatat bahwa hashtag untuk obat-obatan steroid telah mengumpulkan lebih dari 580 juta tayangan di antara pengguna TikTok Amerika Serikat (AS) dalam kurun waktu tiga tahun. Dilansir dari Techcrunch, video ini berhasil menjangkau pria berusia 18 hingga 24 tahun.

Melihat pada tren ini, CEO CCDH Imran Ahmed mengatakan bahwa konten-konten online tidak hanya berbahaya bagi para perempuan, tetapi juga bagi para lelaki. Terlebih lagi tren ini membungkus gagasan maskulinitas hingga misogini.

CCDH menegaskan bahwa steroid bukan obat-obatan untuk meningkatkan produktivitas seseorang. Istilah ini dianggap menyesatkan. Faktanya, steroid dapat meningkatkan risiko serangan jantung, infertilitas, dan psikosis.

Sementara itu, dalam data yang CCDH kumpulkan, 35 influencer TikTok menyertakan tautan situs penjualan steroid ilegal. Bahkan salah satu influencer memiliki 1,8 juta pengikut. Angka ini bisa memberikan keuntungan yang besar bagi penjual steroid.

Melihat fenomena ini, CCDH menyebutkan bahwa TikTok telah gagal dalam mengatur paltfrom sesuai dengan standar dan aturan yang mereka buat. Ahmed juga mengingatkan TikTok untuk lebih memperhatikan masalah ini, terlebih sasarannya adalah remaja.

“(TikTok) harus jauh lebih transparan tentang berapa banyak anak-anak dan remaja yang secara rutin terkena konten ini melalui algoritma platform,” ucap Ahmed.

Ket. foto: