JAKARTA – Asal, Interpretasi Spektral, Identifikasi Sumber Daya, dan Keamanan – Penjelajah Regolit (OSIRIS-REx) belum lama ini mengirimkan Bennu, sampel asteroid besar pertama ke Bumi.
Setelah menyelesaikan misi, OSIRIS-REx akan kembali menjalankan misi sebagai Asal, Interpretasi Spektral, Identifikasi Sumber Daya, dan Keamanan – Penjelajah APophis (OSIRIS-APEX).
Dikutip dari Science, OSIRIS-APEX telah memulai misi sampingannya, yakni menjelajahi dan mendekati Apophis. Apophis sendiri adalah asteroid yang sempat diprediksi berbahaya bagi bumi di tahun 2029.
Misi yang dilakukan oleh OSIRIS-APEX akan membawa pesawat ruang angkasa itu lebih dekat ke matahari. Dengan melewati orbit Venus dan Bumi beberapa kali, OSIRS-APEX diperkirakan mampu bertemu dengan Apophis atau asteroid 99942.
Meski mendekati Apophis, OSIRIS-APEX tidak akan mengumpulkan sampel. OSIRIS-APEX hanya akan mempelajari Apophis selama 18 bulan hingga 13 April 2029, yakni saat Apophis diperkirakan mendekat ke Bumi.
Oliver Hainaut, astronom yang mengerjakan NEO di Observatorium Selatan Eropa (ESO) menjelaskan bahwa Bennu dan Apophis merupakan dua asteroid yang berbeda. Bennu adalah asteroid tipe B, sementara Apophis tipe S. Apophis terdiri dari besi silikat dan nikel.
BACA JUGA:
Hainaut menambahkan, sifat-sifat pada Apophis ini berguna dalam perlindungan Bumi. Meski saat ini para ilmuwan mengeklaim Apophis tidak berbahaya, asteroid ini dikatakan serupa dengan NEO yang kemungkinan bertabrakan dengan bumi.
Terlepas dari terlaksana atau tidak, misi OSIRIS-APEX ini bisa menjadi peluang besar bagi para ilmuwan untuk memahami objek-objek dasar di bumi dan planet sekitarnya.