Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) sebagai mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya, kini menghadapi tantangan karena pasar yang mulai membuka mata pada realitas baru terkait kelas aset ini.

Ahli Strategi Senior Bloomberg Intelligence, Mike McGlone, memberikan pandangannya mengenai risiko yang sedang dihadapi Bitcoin. Ia menegaskan bahwa asumsi bahwa "Harga akan Naik, dan Terus Naik" pada Bitcoin bisa saja menempatkan mata uang kripto utama ini di bawah tekanan yang tidak seharusnya terjadi.

Seiring dengan popularitasnya yang terus meningkat, McGlone mencatat bahwa ada pelajaran dari aset berkinerja tinggi yang telah menjadi sorotan banyak orang. Pelajaran ini mengajarkan bahwa risiko pembalikan harga bisa menjadi lebih besar di dunia mata uang kripto karena melibatkan banyak anggota masyarakat.

Bitcoin telah menjadi pilihan favorit bagi berbagai investor, termasuk institusi dan individu. Hype seputar mata uang digital ini meningkat terutama ketika nilainya mendekati All-Time High (ATH) di atas 69.000 dolar AS atau sekitar Rp900 jutaan pada November 2021. Meski performanya mengalami penurunan sejak saat itu, harapan akan terus meningkatnya nilai membuat banyak orang percaya bahwa pasar akan melanjutkan tren bullish menuju level baru.

McGlone membandingkan kinerja Bitcoin dengan pertumbuhan saham raksasa e-commerce, Amazon, yang berhasil tumbuh sekitar 130 kali lipat dalam kurun waktu sekitar 25 tahun. Menurutnya, bahkan jika konsolidasi harga Bitcoin berlanjut, koin ini memiliki potensi untuk tetap mempertahankan kinerjanya.

Ahli Strategi ini juga mencatat bahwa Bitcoin tetap akan terbukti menguntungkan bahkan jika harganya turun hingga level 10.000 dolar AS (Rp152 jutaan) dalam waktu dekat.

Tidak Lepas dari ETF

Bitcoin dikenal sebagai mata uang kripto yang paling terdesentralisasi, tidak diatur oleh entitas terpusat seperti halnya bank. Meski begitu, masa depan Bitcoin sangat tergantung pada sejumlah produk yang mengelilinginya, termasuk Exchange Traded Fund (ETF) spot. Banyak yang mengantisipasi bahwa produk semacam itu akan mendapatkan persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Meski perusahaan seperti BlackRock dan Fidelity Investments berlomba-lomba untuk mendapatkan persetujuan untuk ETF spot BTC mereka, masih ada banyak pengajuan rencana serupa yang sedang menunggu keputusan SEC. Jika produk ini disetujui, para ahli memprediksi bahwa langkah ini bisa signifikan dalam menghidupkan kembali harga mata uang digital.