Bagikan:

JAKARTA - Pada Senin, 28 Agustus, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan memperketat hukuman bagi pencurian rahasia teknologi industri. Ini dilakukan, setelah adanya keprihatinan bahwa regulasi saat ini tidak cukup kuat untuk mencegah upaya-upaya mengalirkan teknologi dari perusahaan seperti Samsung.

Korea Selatan telah gencar mengatasi kebocoran teknologi dalam beberapa bulan terakhir, karena negara tersebut berupaya mempertahankan keunggulan yang semakin berkurang dalam chip memori dan tampilan layar terhadap pesaing-pesaingnya.

Menurut Kementerian Industri Korsel dalam pernyataannya pada Senin, Komisi Hukuman Korea Selatan, yang diawasi oleh Mahkamah Agung Korea, memutuskan bulan ini untuk memperketat hukuman dan memperpanjang masa tahanan bagi pelanggaran teknologi Korea Selatan. Rincian tentang panduan hukuman baru diharapkan akan dirilis pada awal tahun depan.

Kementerian Industri tidak menyebutkan negara mana yang menjadi target, tetapi para analis mengatakan bahwa China merupakan tujuan yang dicurigai dari sebagian besar kebocoran teknologi Korea Selatan.

Meskipun hukuman Korea Selatan untuk kebocoran teknologi serupa dengan hukuman di negara-negara lain, termasuk hukuman penjara selama lima tahun atau lebih bagi yang membocorkan teknologi dengan "dampak signifikan pada keamanan nasional dan ekonomi", dalam praktiknya hukuman tersebut kurang tegas karena persyaratan yang sulit terpenuhi, kata kementerian industri.

Aturan sebelumnya mensyaratkan jaksa untuk membuktikan niat tersangka untuk membocorkan rahasia agar tindakan tersebut dihukum sebagai kebocoran teknologi inti. Hal ini mengakibatkan pembebasan dalam 30% kasus dan hukuman penjara ditangguhkan dalam 54% kasus sebelum pengadilan Korea Selatan.

Aturan untuk mencegah kebocoran teknologi yang sebelumnya tidak diatur, seperti kebocoran setelah dana ekuitas swasta asing membeli perusahaan Korea Selatan, juga akan dimasukkan dalam rancangan undang-undang yang direvisi yang akan diajukan ke parlemen, kata kementerian itu.

Polisi Korea Selatan mengatakan pada Juni bahwa mereka telah menangkap 77 orang dalam 35 kasus dugaan spionase industri dalam penyelidikan nasional selama empat bulan terakhir.