JAKARTA - Seorang pria berkebangsaan Kanada dan China ditangkap di New York, AS atas tuduhan mencuri dan menjual data rahasia dagang Tesla kepada media digital.
Identitas perusahaan yang dirugikan belum dipublikasikan, namun banyak yang menduga bahwa Hibar Systems Tesla adalah korbannya.
Petugas penegak hukum yang menyamar sebagai pembeli berhasil menggagalkan perdagangan data rahasia tersebut.
Melansir CarsCoops, Kamis, 21 Maret, terdakwa yang bernama Klaus Pflugbeil dan berusia 58 tahun bertemu dengan petugas di Long Island. Diketahui, dia dan rekannya, Yilong Shao, mendirikan perusahaan di Tiongkok dengan cabang di Kanada, Jerman, dan Brasil.
Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen menegaskan bahwa pencurian rahasia dagang ini melemahkan keunggulan teknologi Amerika dan Departemen Kehakiman akan menindak tegas pelakunya.
Pflugbeil terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.
BACA JUGA:
Adapun informasi curian diduga digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Pflugbeil dan Shao diyakini mendapatkan informasi tersebut saat bekerja di pabrikan pompa penyalur presisi otomatis dan jalur perakitan baterai di Kanada.
Sementara dilansir ANTARA, Kamis, 21 Maret, Departemen Kehakiman mengklaim bahwa Pflugbeil dan Shao tidak hanya mendirikan perusahaan dengan menggunakan rahasia milik Tesla, yang telah diinvestasikan 13 juta dolar AS, tetapi juga mencari gambar asli tambahan untuk ditiru.
Pflugbeil pernah mengirimkan email berisi gambar rahasia Tesla kepada produsen peralatan untuk memproduksi suku cadang.
Dengan kejadian tersebut, banyak orang membantu penyelidik untuk menguak kasus tersebut ketika perusahaan mereka memasang iklan online yang menyatakan, “Apakah Anda mencari pompa meteran dan suku cadang (Perusahaan Korban-1)? Tidak perlu mencari lagi.”
“Pencurian rahasia dagang tingkat lanjut yang berkaitan dengan komponen dan perakitan baterai ini menumpulkan keunggulan teknologi Amerika dan Departemen Kehakiman akan meminta pertanggungjawaban mereka yang mencoba menipu potensi ekonomi negara kita dan mengancam keamanan nasional,” kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen dari divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman.