Bagikan:

JAKARTA - Teleskop radio piringan tunggal terbesar di dunia yang dimiliki China, berhasil mengidentifikasi lebih dari 800 pulsar baru sejak diluncurkan pada 2016.

Adalah Five-hundred-meter Aperture Spherical Radio Telescope (FAST), telah mencetak rekor dalam mendeteksi jumlah pulsar baru jika dibandingkan dengan total yang ditemukan oleh teleskop milik negara lainnya, selama periode yang sama.

Kepala Teknisi FAST Jiang Peng mengatakan, teleskop tersebut sudah menemukan lebih dari tiga kali jumlah yang ditemukan teleskop asing. Sebagai perbandingan, Teleskop Luar Angkasa Fermi Gamma-ray milik NASA baru mendeteksi 216 pulsar pada 2018.

Menurut NASA, pulsar sendiri merupakan inti hancur dari sebuah bintang masif yang kehabisan bahan bakar dan bergerak cepat, runtuh karena beratnya sendiri, kemudian meledak sebagai supernova.

Gravitasi memaksa lebih banyak massa daripada Matahari menjadi sebuah bola yang tidak lebih luas dari Pulau Manhattan di New York, sambil juga meningkatkan rotasinya dan memperkuat medan magnetnya.

Pulsar dapat berputar ribuan kali per detik dan menggunakan medan magnet terkuat yang diketahui.

Karakteristik tersebut juga membuat pulsar menjadi dinamo yang kuat, dengan medan listrik super kuat yang dapat merobek partikel dari permukaan dan mempercepatnya ke luar angkasa.

Saat ini, teleskop yang dijuluki China Sky Eye berada di provinsi barat daya Guizhou, China. FAST memang memiliki banyak misi, tetapi pengamatan pulsar adalah tugas penting dari teleskop tersebut.

Hal ini karena data dari pulsar bisa digunakan untuk mengonfirmasi keberadaan radiasi gravitasi dan lubang hitam. Tak hanya itu, pulsar juga bisa membantu menemukan jawaban misteri dalam fisika.

Tahun ini, teleskop telah mengidentifikasi pulsar sistem biner dengan periode orbit terpendek 53 menit, serta menemukan bukti kunci keberadaan gelombang gravitasi nanohertz. Demikian dikutip dari News CGTN, Rabu, 26 Juli.