Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan sedang melakukan penyelidikan lebih mendalam terkait dugaan kebocoran terhadap 34 juta data paspor warga Indonesia yang bocor di web gelap. 

Menurut Kaspersky, risiko pelanggaran data seperti ini biasanya berlanjut untuk jangka panjang. Di mana data terbuka yang digunakan oleh kriminal siber ini dapat mengubah jalan hidup siapa pun. 

"Dan bahaya ini tidak hanya terbatas pada sektor pemerintahan atau bisnis karena bahkan individu biasa pun dapat terpengaruh secara parah," pungkas Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky. 

Sementara kejadian tersebut masih dalam penyelidikan, masyarakat Indonesia dapat mengantisipasi dengan melakukan hal-hal berikut:

  • Segera setelah menyadari bahwa data Anda mungkin disusupi, beri tahu orang-orang terdekat tentang situasi terkini sehingga mereka dapat menghindari kemungkinan penipuan menggunakan identitas Anda, dan membantu untuk melapor ke pihak berwenang.
  • Informasikan bank Anda atau otoritas penerbit untuk membatalkan dan mengganti barang yang telah hilang atau dicuri, seperti kartu debit/kredit, SIM, kartu Jaminan sosial, atau paspor, dll.
  • Melaporkan kepada pihak berwenang atau otoritas hukum di negara Anda.
  • Jika identitas yang dicuri digunakan pada platform media sosial, laporkan ke organisasi platform agar mereka dapat menindaklanjutinya.
  • Ubah semua kata sandi akun yang terpengaruh.
  • Bagi instansi pemerintahan terkait maupun perusahaan swasta di Indonesia, pintu Kaspersky selalu terbuka untuk membagikan keahlian kami kepada organisasi mana pun, baik publik maupun swasta, untuk menghadapi tantangan semacam ini.