Blockchain Makin Populer di RI: Asosiasi Blockchain Indonesia Suarkan Implementasi Teknologi Canggih
Asosiasi Blockchain Indonesia jelaskan tentang blockchain. (Foto; Dok. Kryptomoney)

Bagikan:

JAKARTA – Meningkatnya popularitas cryptocurrency dan NFT di kalangan publik tidak dapat dilepaskan dari peran teknologi yang mendasari keduanya yaitu blockchain. Tidak hanya itu, teknologi baru yang disebut blockchain ini juga memiliki kemampuan yang menarik minat berbagai perusahaan terkemuka. Di antara beberapa keunggulan blockchain adalah keamanan dan transparansi.

Dalam konteks ini, data yang tersimpan dalam blockchain tidak dapat dihapus, diedit, atau diubah. Data akan tetap ada untuk selamanya. Data tersebut juga dapat dilihat oleh semua orang. Blockchain memiliki peran penting dalam berbagai hal termasuk sertifikasi digital untuk ijazah supaya tidak dapat dipalsukan dan sebagainya.

Blockchain kian populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama sejak pandemi mengubah cara orang beraktivitas. Selama pandemi, aktivitas offline beralih ke online, dan ketertarikan terhadap aset kripto turut meningkat pesat. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang arti blockchain itu sendiri.

Sebagai respon atas fenomena ini, Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) menyuarakan pentingnya implementasi teknologi blockchain dalam rilisnya pada 3 Juli 2023. Dalam press rilisnya, A-B-I menguraikan definisi dan fungsi blockchain secara jelas.

Sebagai informasi, Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) menjadi wadah bagi perusahaan pegiat teknologi blockchain di Indonesia untuk mempercepat perkembangan sektor ini di Tanah Air. Didirikan pada tanggal 18 Januari 2018, A-B-I dipimpin oleh Chairwoman Asih Karnengsih. Dengan dukungan dari Asosiasi Blockchain Indonesia, implementasi teknologi blockchain di Indonesia semakin diperkuat, menawarkan potensi besar dalam menghadapi tantangan transparansi dan efisiensi di berbagai industri.

Mengenai definisi blockchain, ABI menyatakan bahwa “blockchain adalah database atau buku besar yang terdistribusi antara node jaringan komputer.” Penggunaan paling terkenal dari teknologi ini adalah dalam sistem aset kripto dan  NFT di mana blockchain memelihara catatan transaksi yang aman dan terdesentralisasi tanpa memerlukan pihak ketiga yang berperan sebagai entitas pengaturnya.

Lebih lanjut, Asosiasi Blockchain Indonesia juga menguraikan perbedaan utama antara database biasa dan blockchain, yaitu terletak pada susunan data. Blockchain mengumpulkan data dalam blok yang kemudian dihubungkan menjadi rantai, sedangkan database biasa menyusun data dalam tabel. Struktur data ini menciptakan jejak audit yang tak terbantahkan dan memastikan ketepatan waktu dalam catatan transaksi.

Tidak hanya sebatas pada aset kripto saja, penggunaan blockchain berkembang pesat dalam berbagai industri. Misalnya, bisnis dapat mencatat transaksi berurutan dan abadi menggunakan blockchain untuk menghasilkan jejak audit yang tak terbantahkan. Selain itu, teknologi ini memungkinkan pelacakan proses transaksi bisnis sampai status terkini, yang membantu mengurangi risiko kebocoran data.

Dalam upaya untuk memaksimalkan manfaat blockchain, teknologi ini juga mendukung smart contract, yakni program yang secara otomatis memicu transaksi berdasarkan kriteria kontrak yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Implementasi teknologi blockchain akan menjadi solusi aktif dalam menyelesaikan permasalahan transparansi di berbagai bidang dan industri di Indonesia. Namun, seperti teknologi lainnya, blockchain memiliki kelemahan dan tantangan tersendiri, dan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum diadopsi,” kata Reza Yuriputra, selaku Direktur Morfolabs.

”Sekarang pertanyaannya bukan apakah perusahaan akan mengadopsi teknologi blockchain melainkan kapan saat kita bersiap memasuki dekade ketiga teknologi,” tambah Reza.