Bagikan:

JAKARTA - Pada 20 Juni, sekelompok legislator bipartisan Amerika Serikat mengajukan rancangan undang-undang untuk membentuk sebuah komisi yang akan mempelajari pendekatan negara terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Tujuan utama rancangan undang-undang ini adalah untuk membentuk regulasi di industri AI. Tindakan ini muncul seiring dengan desakan kelompok perlindungan konsumen di Uni Eropa (UE) kepada regulator untuk melakukan investigasi terhadap model AI di balik chatbot yang populer.

Rancangan Undang-Undang Komisi Nasional AI ini diajukan oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS, Ted Lieu, Ken Buck, dan Anna Eshoo. Rancangan undang-undang tersebut mengusulkan pembentukan lembaga nasional yang akan merumuskan kerangka kerja komprehensif untuk mengatur AI.

Tindakan ini bertujuan untuk mengatasi potensi risiko yang terkait dengan teknologi AI, dengan Lieu menekankan pentingnya mencegah bahaya yang dapat timbul dari AI yang tidak diatur. Komisi tersebut akan mengumpulkan para ahli, pejabat pemerintah, perwakilan industri, dan pemangku kepentingan tenaga kerja untuk mencapai tujuan ini. Upaya mereka akan difokuskan pada memberikan rekomendasi untuk regulasi AI yang efektif, sesuai dengan para legislator.

Merve Hickok, Presiden Center for AI and Digital Policy, mendukung Komisi Nasional AI ini. Dia mengatakan proposal ini tepat waktu dan penting, karena akan membentuk regulasi penting untuk AI dan memfasilitasi keterlibatan publik dalam membentuk strategi AI negara tersebut. Pusat tersebut sebelumnya telah memperingatkan tentang kurangnya kesiapan AS dalam menghadapi tantangan AI di masa depan.

Hickok menganggap proposal untuk membentuk komisi ini sebagai langkah positif ke depan dan memuji para legislator atas inisiatif tersebut.

Hal ini terjadi setelah seruan berkelanjutan dari berbagai tokoh berpengaruh di industri teknologi, seperti miliarder Elon Musk dan lainnya, yang telah menekankan kebutuhan untuk menerapkan langkah-langkah untuk mengendalikan laju perkembangan AI. Terutama, Sam Altman, CEO pencipta OpenAI ChatGPT, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya mengenai perlunya mendapatkan regulasi yang efektif di industri AI.