JAKARTA - Google mungkin harus menjual sebagian bisnis adtech yang menguntungkan untuk mengatasi kekhawatiran tentang praktik anti kompetitif, kata regulator Uni Eropa pada Rabu, 14 Juni mengancam perusahaan tersebut dengan sanksi regulasi paling keras yang pernah ada.
Komisi Eropa mengemukakan tuduhannya dalam pernyataan tentang masalah yang diajukan kepada Google dua tahun setelah membuka penyelidikan terkait perilaku seperti memberi preferensi pada layanan iklan sendiri, yang juga dapat mengakibatkan denda sebanyak 10% dari omzet global tahunan Google.
Taruhan lebih tinggi bagi Google dalam bentrokan terbaru ini dengan regulator karena berkaitan dengan penghasil uang terbesar perusahaan tersebut, dengan bisnis adtech menyumbang 79% dari total pendapatan tahun lalu.
Pendapatan iklan Google tahun 2022, termasuk dari layanan pencarian, Gmail, Google Play, Google Maps, iklan YouTube, Google Ad Manager, AdMob, dan AdSense, mencapai 224,5 miliar dolar AS (Rp3.339 triliun).
Kepala antitrust Uni Eropa, Margrethe Vestager, mengatakan Google mungkin harus menjual sebagian dari bisnis adtech-nya karena solusi perilaku tidak mungkin efektif untuk menghentikan praktik anti kompetitif.
"Misalnya, Google dapat melepaskan alat jual sisi, DFP dan AdX. Dengan melakukannya, kami akan mengakhiri konflik kepentingan," katanya dalam konferensi pers.
"Tentu saja saya tahu ini adalah pernyataan yang tegas, tetapi ini merupakan gambaran dari sifat pasar, bagaimana cara mereka berfungsi, dan juga mengapa komitmen perilaku tampaknya tidak mungkin," kata Vestager, dikutip Reuters.
Google mengatakan tidak setuju dengan tuduhan Komisi. "Masyarakat menyelidiki fokus pada aspek yang terbatas dari bisnis iklan kami dan bukan yang baru. Kami tidak setuju dengan pandangan EC," kata Dan Taylor, wakil presiden iklan global Google, dalam sebuah pernyataan.
Vestager mengatakan penyelidikan akan terus dilakukan terkait pengenalan Google tentang seperangkat alat privasi untuk memblokir cookie pihak ketiga di peramban Chrome dan rencananya untuk menghentikan ketersediaan pengidentifikasi iklan kepada pihak ketiga di smartphone Android.
Dia mengatakan Uni Eropa telah bekerja sama dengan otoritas persaingan di Amerika Serikat dan Inggris.
Dewan Penerbit Eropa, yang mengajukan keluhan kepada Komisi tahun lalu, menyambut baik tindakan tersebut.
Komisi mengatakan Google memberi preferensi pada layanan teknologi iklan online sendiri dengan merugikan penyedia layanan teknologi iklan yang bersaing, pengiklan, dan penerbit online.
Komisi mengatakan Google telah menyalahgunakan dominasinya sejak 2014 dengan memberikan preferensi pada ad exchange-nya sendiri, AdX, dalam lelang pemilihan iklan oleh server iklan penerbit dominannya, DFP, dan juga dengan memberi preferensi pada AdX dalam cara alat pembelian iklan Google Ads dan DV360 menempatkan tawaran di bursa iklan.
Google adalah platform periklanan digital terkemuka di dunia dengan pangsa pasar 28% dari pendapatan iklan global, menurut firma riset Insider Intelligence.
Google telah mencoba menyelesaikan kasus ini tiga bulan setelah penyelidikan dibuka, tetapi regulator menjadi frustrasi dengan kecepatan yang lambat dan kurangnya konsesi yang substansial, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut sebelumnya kepada Reuters.
BACA JUGA:
Keputusan Uni Eropa untuk menuntut Google atas praktik anti kompetitif dalam bisnis adtech menunjukkan komitmen mereka untuk melindungi persaingan yang sehat di pasar digital. Jika Google dinyatakan bersalah, mereka dapat menghadapi sanksi berat dan mungkin diharuskan untuk menjual sebagian bisnis adtech mereka. Ini akan memiliki dampak signifikan pada model bisnis Google, mengingat adtech merupakan sumber pendapatan utama perusahaan tersebut.
Perkembangan ini juga menunjukkan bahwa Uni Eropa terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap perusahaan teknologi besar untuk mencegah praktik monopoli dan melindungi pesaing kecil. Keputusan ini dapat mempengaruhi cara Google beroperasi di pasar Uni Eropa dan memicu perubahan besar dalam industri periklanan digital secara global.
Google sekarang akan memiliki waktu untuk memberikan tanggapan resmi terhadap tuduhan Komisi Eropa. Proses hukum ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, dan hasilnya akan memberikan arah yang jelas tentang penyelesaian kasus ini dan dampaknya bagi Google dan pasar periklanan digital secara keseluruhan.