Bagikan:

JAKARTA - Sejak Microsoft meluncurkan Bing Chat-nya, tidak sedikit keluhan yang berdatangan atas respon chatbot yang cukup aneh. Ternyata, perusahaan terlalu terburu-buru dalam mengintegrasikan teknologi GPT-4.

GPT-4 yang dimiliki OpenAI kala itu masih dalam tahap pengembangan. Tetapi, pembesut ChatGPT ini dilaporkan telah memperingatkan mitranya Microsoft untuk tidak terburu-buru membawa GPT-4 ke dalam Bing Chat agar menghindari respon yang tidak akurat.

Benar saja, beberapa hari setelah Bing Chat diluncurkan pada Februari, pengguna menemukan chatbot tidak dapat diprediksi dengan menghina pengguna, membohongi mereka, merajuk, menyulut orang, dan mengklaim dapat mengidentifikasi musuhnya.

Akibatnya, Microsoft dengan cepat membatasi jumlah giliran obrolan harian dan obrolan dalam sesi ke sejumlah kecil. Meski kini, perusahaan kembali memperluas batas obrolan tersebut.

Melalui sumber tanpa nama, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, OpenAI menyatakan keprihatinan Microsoft bergerak terlalu cepat untuk meluncurkan Bing Chat dengan masalah ini. Kekhawatiran itu ternyata sangat akurat.

Microsoft telah lama berinvestasi pada OpenAI yang memberikannya akses awal ke ChatGPT dan DALL-E 2 untuk meningkatkan mesin pencari Bing-nya serta produk lainnya di tengah persaingan dengan Google.

Namun, di bawah kucuran dana miliaran dolar itu, OpenAI masih dapat melisensikan ChatGPT-4 ke perusahaan lain sehingga mereka dapat mengembangkan produk AI sendiri.

Menurut WSJ, kemitraan kedua belah pihak agak unik yang menyebabkan beberapa konflik di belakang layar, karena mereka secara bersamaan mendukung dan bersaing satu sama lain.

Karyawan Microsoft dikatakan juga mengeluh karena kurangnya akses langsung ke model OpenAI untuk para peneliti dan insinyurnya. Perusahaan tidak mendapatkan banyak manfaat dari kemitraan ini.

Bahkan, para karyawan juga dilaporkan terkejut melihat betapa cepatnya OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November tahun lalu.

"Saya merasa OpenAI mengejar hal yang sama seperti kami. Jadi, alih-alih mencoba melatih lima model dasar yang berbeda, saya menginginkan satu dasar, menjadikannya dasar untuk efek platform," ujar CEO Microsoft Satya Nadella dalam wawancaranya dengan Wired.

"Jadi kami bermitra. Mereka bertaruh pada kami, kami bertaruh pada mereka," imbuhnya.

Sayangnya, ketika ditanya apakah Nadella berencana membeli OpenAI sehingga tidak lagi terjadi persaingan, dia memilih untuk bungkam. Demikian dikutip dari The Verge dan Engadget, Rabu, 14 Juni.