Bagikan:

JAKARTA - Badan antariksa Eropa menangkap fenomena cahaya biru yang memancar ke arah langit. European Space Agency (ESA) menampilkan kejadian tersebut di laman resmi instagram @europeanspaceagency.

Pada mulanya, video itu menampilkan sejumlah kilat yang menyambar-nyambar di bawah awan. Tidak lama kemudian mendadak muncul cahaya biru yang memancar dari bawah kemudian memanjang ke ke angkasa selama beberapa detik sebelum pada akhirnya lenyap.

ESA menyebut fenomena ini sebagai blue jet atau jet biru yang merupakan sambaran petir dari awan badai. Kejadian alam ini tidak dapat dilihat dari daratan. ESA menggunakan alat pelacak badai yang disebut European Atmosphere-Space Interactions Monitor (ASIM) melalui stasiun luar angkasa ISS.

ASIM terdiri dari sekumpulan kamera optik, photometer, pendeteksi X-ray dan sinar gamma yang ditempatkan pada modul stasiun luar angkasa.

Melansir Live Science, fenomena blue jet ini terjadi di langit kepulauan Naru, Oseania, Samudera Pasifik. Para peneliti mengklaim bahwa mereka melihat lima pancaran cahaya biru yang berlangsung sekitar 10 sampai 20 milidetik saja.

Empat kilatan cahaya lainnya dibarengi denyar kecil sinar ultraviolet, menyerupai cincin yang mengembang dengan cepat. Fenomena ini merupakan akibat dari interaksi elektron, gelombang radio, dan atmosfer atau lebih dikenal oleh para peneliti sebagai Elves (Emissions of Light and Very Low Frequency Perturbations due to Electromagnetic Pulse Sources).

Elves merupakan emisi cahaya yang muncul secara acak hingga membentuk cincin yang melebar di ionosfer, lapisan bermuatan partikel yang membentang dari 60 hingga 1.000 km di atas permukaan bumi seperti yang dikutip dari LiveScience.

Para peneliti mengungkapkan bahwa hasil temuan ini bisa membantu mereka untuk mengetahui petir yang berasal dari awan dan pengaruh konsentrasi gas rumah kaca yang ada di atmosfer.

"Makalah ini adalah sorotan yang mengesankan dari banyak fenomena baru yang diamati ASIM di atas badai petir dan menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak hal untuk ditemukan dan dipelajari tentang alam semesta kita,” kata Astrid Orr selaku koordinator ilmu fisika di ESA sebagaimana yang dilansir dari website resmi ESA.