Indonesia Mulai Cari Planet Layak Huni dan Alien di Luar Angkasa
Ilustrasi (satelit ESO)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) berencana untuk melakukan penelitian tentang kehidupan lain di luar Bumi. Penelitian Exoplanet tersebut akan dimulai pada tahun 2021 mendatang.

Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto menuturkan rencana ini termasuk ke dalam pengamatan transient project. Di mana, Indonesia akan mulai mencari kehidupan lain di luar Bumi seperti alien dan tempat layak huni selain Bumi.

"LAPAN akan merencanakan program pengamatan transient objects mulai tahun depan. Exoplanet dan supernova adalah contoh objek transien. Dengan kata lain, kami akan mulai mencari dan mempelajari Exoplanet dengan lebih sistematis. Salah satu arahnya memang menjawab apakah ada kehidupan di luar sana," ungkap Rhorom saat dihubungi, Selasa 27 Oktober.

Sebagai informasi, objek transien adalah benda langit yang cahayanya tidak tetap, kerap muncul secara tiba-tiba namun kemudian menghilang perlahan. Objek-objek tersebut meliputi Nova, Supernova, Semburan Sinar Gamma (GRB), dan suar AGN atau suar yang dilepaskan oleh inti galaksi aktif.

Exoplanet sendiri masuk sebagai fenomena transien karena sebuah Exoplanet baru bisa terdeteksi apabila sedang melewati bintang induknya dalam perjalanan transit. Metode ini mencatat penurunan kecerahan ketika sebuah planet melintasi bintang induk.

Rhorom juga mengatakan bahwa nantinya program itu akan dilaksanakan di fasilitas Observatorium Nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan dana dari program ini pun berasal dari APBN. LAPAN diperkirakan akan menghabiskan dana Rp340 miliar.

"LAPAN telah membangun fasilitas Observatorium Nasional Timau di NTT, bersama dengan ITB, UNDANA, dan Pemda setempat. Mulai tahun ini, kami telah mengoperasikan teleskop 50 cm di Kupang, salah satunya untuk pengamatan komet dan asteroid," ujar Rhorom

"Kalau untuk (harga) teleskop 50 cm, kira-kira sekitar Rp1 M. Kurang-lebih sekitar Rp 340 M yang bersumber dari APBN," imbuhnya. 

Sementara itu, Rhorom menyatakan pihaknya optimis untuk menjalankan program ini, sebab dari peralatannya pun cukup memadai. Meski negara lain sudah lebih dahulu melakukan penelitian planet di luar Tata Surya.

Diketahui, belum lama ini ada dua peneliti yang membuka kemungkinan soal keberadaan kehidupan di Exoplanet yang mereka identifikasi. Hingga kini, mereka telah mengidentifikasi 1.004 deret bintang yang kemungkinan memiliki peluang kehidupan.