Bagikan:

JAKARTA - Sepanjang sejarah banyak laporan mengenai kehadiran atau penampakan dari sosok makhluk asing alias alien. Meski belum bisa dipastikan secara nyata, tapi para peneliti terus berusaha mencari keberadaan alien di Bumi atau luar angkasa. 

Sayangnya, banyak masyarakat menganggap keberadaan alien sebatas isu konspirasi. Lantaran banyak temuan maupun wilayah penelitian yang dirahasiakan dan dijaga ketat oleh pemerintah negara. 

Dari sekian banyak negara, Amerika Serikat (AS) jadi yang paling sering melaporkan temuan atau bukti-bukti dari kehidupan alien. Mulai dari Badan Antariksa NASA, lembaga non-profit, hingga pengalaman para tentara saat bertugas.

Agar tidak semakin penasaran, berikut beberapa alasan yang perlu Anda pertimbangkan untuk mempercayai keberadaan makhluk asing atau alien di alam semesta ini yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat 27 November.

Alam Semesta yang Luas

Alasan yang paling masuk akal untuk mempercayai adanya alien adalah karena alam semesta ini begitu luas, dan manusia tak pernah tahu kemungkinan apa saja yang telah terjadi. Begitu pun juga manusia tidak pernah tahu apakah ada kehidupan lain selain di Bumi.

Mars adalah salah satu planet yang paling menarik dalam penelitian di Tata Surya. Banyak pihak maupun lembaga antariksa dari berbagai negara telah melakukan penelitian dan misi ke Mars.

Sudah banyak bukti yang diberikan oleh NASA maupun badan antariksa lainnya bahwa ada kehidupan di Mars dan layak ditinggali oleh manusia sebagai pengganti Bumi.

Para peneliti pun pernah menemukan adanya pasokan air pada 4 miliar tahun lalu. Jadi tak heran jika banyak yang mengklaim bahwa Mars adalah planet masa depan.

Salah satu kemungkinan bahwa alien itu adalah, para peneliti banyak menemukan planet serupa dengan Bumi. Menurut beberapa penelitian, para ilmuwan meyakini ada lebih dari 200 miliar planet di galaksi kita. Itu berarti ada 200 miliar planet yang dapat dihuni.

Meski masih menjadi mitos dan belum terungkap kebenarannya, sering kali penampakan Unidentified Flying Object atau UFO menjadi tanda keberadaan alien. Belakangan Pentagon sebutan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) secara resmi merilis tiga video singkat mengenai keberadaan UFO yang melintas di langit Amerika.

Teori Konspirasi Alien

Banyaknya teori maupun penampakan yang tak bisa dibuktikan secara ilmiah. Nyatanya menjadikan keberadaan alien atau makhluk asing sebatas teori konspirasi yang dibuat-buat oleh pemerintah.

Misalnya saja Area 51, ini merupakan tempat terkenal yang sering kali dikaitkan dengan UFO. Area 51 adalah sebuah fasilitas rahasia yang terletak di Nevada Test and Training Range, salah satu markas militer Nellis Air Force Base Complex.

Namun, para pencetus teori konspirasi tentu saja percaya dan menganggap kalau pemerintah AS melakukan percobaan-percobaan rahasia di Area 51. Meski begitu alien dan Area 51 kini menjadi sebuah pop culture yang melekat di masyarakat dunia.

Banyaknya film-film sains fiksi yang mengangkat tema luar angkasa, memperkuat anggapan jika alien dan UFO sebatas hiburan semata. Meski banyak yang mempercayai keberadaan alien, namun ilmu pengetahuan saat ini belum mencapai tahap tersebut. 

Para peneliti juga berusaha mengungkap secara nyata keberadaan alien. Bahkan sejumlah negara dan lembaga antariksa sempat membangun teleskop raksasa untuk mencari keberadaan alien. 

Salah satunya, observatorium arecibo di Puerto Rico, teleskop radio dengan bentang mencapai 305 meter itu digunakan untuk mencari kontak dengan kecerdasan luar angkasa (SETI).

Rencana Indonesia Mencari Alien

Indonesia jadi salah satu negara yang ikut mencari keberadaan alien dan mahkluk asing. Melalui Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mereka berencana untuk melakukan penelitian tentang kehidupan lain di luar Bumi dan meneliti lebih dalam Exoplanet pada 2021.

Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto menuturkan rencana ini termasuk ke dalam pengamatan transient project. Di mana, Indonesia akan mulai mencari kehidupan lain di luar Bumi seperti alien dan tempat layak huni selain Bumi.

"LAPAN akan merencanakan program pengamatan transient objects mulai tahun depan. Exoplanet dan supernova adalah contoh objek transien. Dengan kata lain, kami akan mulai mencari dan mempelajari Exoplanet dengan lebih sistematis. Salah satu arahnya memang menjawab apakah ada kehidupan di luar sana," ungkap Rhorom saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Rhorom juga mengatakan bahwa nantinya program itu akan dilaksanakan di fasilitas Observatorium Nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan dana dari program ini pun berasal dari APBN. LAPAN diperkirakan akan menelan biaya Rp340 miliar.

"LAPAN telah membangun fasilitas Observatorium Nasional Timau di NTT, bersama dengan ITB, UNDANA, dan Pemda setempat. Mulai tahun ini, kami telah mengoperasikan teleskop di Kupang, salah satunya untuk pengamatan komet dan asteroid," tutur Rhorom.