Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Laos dilaporkan menjadi tuan rumah Konferensi Menteri perdana tentang Transformasi Digital Blockchain 4.0 yang pertama di ibu kota negara, Vientiane, pada  26 Mei. Konferensi tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, dan dihadiri oleh para ahli blockchain dan pemimpin dari departemen ekonomi utama di negara tersebut.

Menurut laporan dari perusahaan perangkat lunak Singapura, MetaBank, fokus utama pertemuan tersebut adalah mempercepat transformasi digital Laos dengan memanfaatkan teknologi digital. Terutama, diperkenalkan konsep Blockchain 4.0, dengan menekankan pentingnya kolaborasi terbuka dan menjadikan Laos sebagai katalisator dan penerima manfaat dari lanskap digital global yang sedang muncul.

MetaBank adalah mitra organisasi Kementerian Teknologi Laos. Kedua organisasi tersebut berencana untuk menciptakan pusat riset dan pengembangan blockchain untuk mendukung inisiatif Blockchain 4.0 Laos.

Konferensi tersebut dilaporkan menguraikan beberapa tujuan pengembangan ekonomi digital Laos, termasuk menggunakan teknologi digital untuk menghasilkan penerimaan fiskal baru, memperkuat cadangan devisa, mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan standar hidup, dan meningkatkan daya saing internasional dalam jangka pendek.

Selain itu, acara tersebut mengusulkan pembentukan Komite Transformasi Teknologi Blockchain yang bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan hukum dan menyusun legislasi yang relevan dengan ekonomi digital.

Selama konferensi, Siphandone menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam berbagai proses pemerintah dan memanfaatkannya secara luas untuk manajemen administrasi dan layanan publik. Dia menyatakan bahwa mengadopsi teknologi blockchain sangat penting untuk mencapai Rencana Lima Tahun kesembilan Laos dalam pembangunan nasional, ekonomi, dan sosial.

Terletak di Asia Tenggara, Laos baru-baru ini mengambil langkah-langkah signifikan untuk menggabungkan teknologi blockchain dan digital.

Pada bulan Februari, perusahaan perangkat lunak keuangan Jepang, Soramitsu, menandatangani nota kesepahaman dengan bank sentral Laos untuk meluncurkan proyek konsep mata uang digital bank sentral. Dalam proyek ini, mata uang digital yang disebut DLak akan ditukar dengan bank-bank komersial dengan mata uang fiat dan digunakan untuk transaksi secara real-time dengan penjual yang berpartisipasi menggunakan kode QR dan aplikasi.

Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi keterlambatan dalam transaksi digital di Laos yang sebelumnya bisa memakan waktu hingga satu bulan untuk diselesaikan.